TUGAS BAB II
ANALISIS PEMBELAJARAN
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
DESAIN PEMBELAJARAN
Disusun Oleh
Kelompok 8
ARIEF TEGUH PRASETYO SP ( NIM. P2A119011 )
JOPI SASTRA ( NIM. P2A119009 )
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAMBI
2019



KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Analisis Pembelajaran. Makalah ini dibuat sebagai salah
satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain Pembelajaran pada
Program Megister Teknologi Pendidikan.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan, saran yang
membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Jambi, September 2019
Penulis
iii

DAFTAR ISI
 Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan penulisan Masalah .......................................................................2
D. Batasan Masalah......................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Analisis Pembelajaran ................................................... 3
B. Taksonomi Tujuan Pembelajaran ( Taksonomi Bloom )................. 4
C. Tahap Pelaksanaan analisis Pembelajaran ..........................................14
D. Prosedur analisis tujuan dan sub tujuan sesuai taksonomi ....................15
E. Analisis Materi Pembelajaran................................................................17
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...................................................................................... 19
B. Saran ................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu
berubah lantaran mengikuti perkembangan zaman, teknologi, dan budaya
masyarakat. Pendidikan dari masa ke masa mengalami kemajuan yang sangat
pesat, demikian juga piranti pendidikan yang canggih, oleh sebab itu perubahan
yang terjadi di tengah masyarakat adalh diakibatkan oleh majunya dunia
pendidikan, pendidikan tidak hanya merambah dunia nyata akan tetapi sudah
merambah dunia maya, yang menurut pemikiran lama masih dalam bentuk
khayalan dan angan-angan, sekarang sudah dalam bentuk kenyataan.
Sekarang orang sudah dapat mengakses informasi-informasi melalui
media (internet) dari jarak jauh dan tidak mutlak dilakukan dengan tatap muka
atau berhadapan, seketika orang sudah mendapat informasi melalui televisi
yang live. Perkembangan dan perubahan pendidikan yang maju menuntut kita
untuk mempersiapinya dengan matang pula, tenaga pengajar dituntut untuk
mengembangkan kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan dan
keahlian agar guru dan dosen tidak tergilasnya oleh majunya pendidikan, dalam
situasi bagaimanapun sang guru dan dosen tetap menjadi kemudi untuk mencapai
masyarakat madani.
Salah satu langkah yang harus dilakukan dalam mendesain pembelajaran
dengan menggunakan model Dick and Carey adalah melakukan analisis
pembelajaran. Pertanyaannya adalah mengapa dilakukan analisis pembelajaran ?
Dengan analisis pembelajaran akan diidentifikasi keterampilan-keterampilan
bawahan (sub ordinate skills). Jadi posisi analisis pembelajaran dalam
keseluruhan desain pembelajaran merupakan perilaku prasyarat, sebagai perilaku
yang menurut urutan gerak fisik berlangsung lebih dulu, perilaku yang menurut
proses psikologis muncul lebih dulu atau secara kronologis terjadi lebih awal
sehingga analisis ini merupakan acuan dasar dalam melanjutkan langkah-langkah
desain berikutnya
5
Analisis pembelajaran merupakan suatu unsur yang sangat penting dan
saling berkaitan dalam perkembangannya. Diperlukan suatu pembahasan khusus
mengenai analisis Pembelajaran. Oleh sebab itu, dalam pembahasan ini, kami
mengambil tema mengenai Analisis Pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah “apa itu analisis Pembelajaran
dan apa saja yang terdapat dalam analisis Pembelajaran”.
1.3 Tujuan Penulisan Masalah
Dari rumusan di atas, dapat dituliskan tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu,
Apa itu analisis Pembelajaran dan apa saja yang terdapat dalam analisis
pembelajaran?
1.4 Batasan masalah
Makalah ini membahas mengenai Apa itu analisis Pembelajaran dan apa saja yang
terdapat dalam analisis pembelajaran?
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis Pembelajaran
Analisis Pembelajaran adalah proses menjabarkan perilaku umum menjadi
perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis, dengan demikian akan
tergambar susunan perilaku khusus dari yang awal sampai yang paling akhir.
Beberapa ilmua telah mengemukakan beberapa Pengertian Analisis:
1. WIRADI
Analisis merupakan sebuah aktivitas yang memuat kegiatan memilah,
mengurai, membedakan sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan
menurut kriteria tertentu lalu dicari ditaksir maknan dan kaitannya.
2. KOMARUDDIN
Analisis merupakan suatu kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu
keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda
komponen, hubungan satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu
keseluruhan yang terpadu.
3. DWI PRASTOWO DARMINTO
Analisis diartikan sebagai penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya
dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
4. ANNE GREGORY
Analisis adalah langkah pertama dari proses perencanaan.
5. SYAHRUL
Analisis berarti melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos atau
ayat-ayat yang berkaitan dengan akuntansi dan alasan-alasan yang
memungkinkan tentang perbedaan yang muncul.
6. EFFREY LIKER
Analisa merupakan waktu untuk mengumpulkan bukti, untuk menemukan
sumber suatu masalah, yaitu akarnya.
7
Meskipun para ahli memiliki pandangan yang bermacam-macam mengenai
analisis , namun pada inti nya evaluasi terhadap kondisi yang ingin di capai dalam
rangka mencari sebuah kebenaran yang diinginkan
Gagne, Briggs, dan Wager (1988) mengemukakan bahwa tujuan analisis
pembelajaran adalah untuk menentukan keterampilan-keterampilan yang akan
dijangkau oleh tujuan pembelajaran, serta memungkinkan untuk membuat
keputusan yang diperlukan dalam urutan mengajar.
Salah satu langkah yang harus dilakukan dalam mendesain pembelajaran
dengan menggunakan model Dick and Carey adalah melakukan analisis
pembelajaran. Dengan analisis pembelajaran akan diidentifikasi keterampilanketerampilan bawahan (sub ordinate skills). Jadi posisi analisis pembelajaran
dalam keseluruhan desain pembelajaran merupakan perilaku prasyarat, sebagai
perilaku yang menurut urutan gerak fisik berlangsung lebih dulu, perilaku yang
menurut proses psikologis muncul lebih dulu atau secara kronologis terjadi lebih
awal sehingga analisis ini merupakan acuan dasar dalam melanjutkan langkahlangkah desain berikutnya.
Dick and Carey (1985) mengatakan bahwa tujuan pembelajaran yang telah
diidentifikasi perlu dianalisis untuk mengenali keterampilan-keterampilan
bawahan (sub ordinate skills) yang mengharuskan anak didik belajar
menguasainya dan langkah-langkah procedural bawaan yang ada harus diikuti
anak didik untuk dapat belajar tertentu.
Identifikasi kemampuan bawahan dan kemampuan awal
Untuk menemukan keterampilan-keterampilan bawahan yang bersumber dari
tujuan pembelajaran digunakan pendekatan hierarki. Mengapa harus
menggunakan pendekatan hierarki ? karena anak didik dituntut harus mampu
memecahkan masalah atau melakukan kegiatan informasi yang tidak dijumpai
sebelumnya, seperti mengklasifikasi dengan ciri-cirinya, menerapkan dalil atau
prinsip untuk memecahkan masalah.
8
Menganalisis sub ordinate skills sangatlah diperlukan, karena apabila
keterampilan bawahan yang seharusnya dikuasai tidak diajarkan maka banyak
anak didik tidak akan memiliki latar belakang yang diperlukan untuk mencapai
tujuan. Dengan demikian, pembelajaran menjadi tidak efektif. Sebaliknya, apabila
keterampilan bawahan berlebihan, pembelajaran akan memakan waktu lebih lama
dari semestinya, dan keterampilan yang tidak perlu diajarkan malah mengganggu
anak didik dalam belajar menguasai keterampilan yang diperlukan.
Cara yang digunakan untuk mengidentifikasi sub ordinate skills adalah
dengan cara memilih keterampilan bawahan yang berhubungan langsung dengan
ranah tujuan pembelajaran. Biasanya unuk mata pelajaran tertentu, keseluruhan
tujuan merupakan keterampilan intelektual. Teknik analisis keterampilan
bawahannya menggunakan pendekatan heararki, yaitu dengan memilih apa yang
harus dikuasai dan dilakukan oleh anak didik sehingga dengan usaha
pembelajaran sesedikit mungkin untuk dipelajari atau dikuasai melalui belajar.
Untuk mengungkap kemampuan awal, dapat dilakukan dengan pemberian tes
dari tingkat bawah atau tes yang berkaitan dengan materi ajar sesuai dengan
panduan kurikulum. Sedangkan minat, motivasi, kemampuan berfikir, gaya
belajar dan lain-lainnya dapat dilakukan dengan bantuan tes baku yang telah
dirancang oleh para ahli.
Beberapa Komponen yang dapat dianalisis dalam kegiatan Menganalisis
Karakteristik Awal Siswa meliputi:
a. Pengalaman siswa
b. Pengetahuan siswa
c. Kegemaran siswa
d. Kondisi fisik siswa
e. Lingkungan keluarga siswa
f. Lingkungan sosial
g. Status sosial siswa
9
Teknik yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi karakteristik awal
siswa sama dengan teknik yang digunakan dalam mengidentifikasi perilaku awal,
yaitu
a. Kuesioner: bisa berupa tes yang berisi pertanyaan
b. Interview: wawancara secara terstruktur
c. Observasi: pengamatan terhadap proses pembelajaran
d. Tes: secara lisan atau tulisan (objektif dan essay)
Empat rana belajar gagne dan menentukan langkah-langkah umum dalam
mencapai sebuah tujuan.
a. Informasi Verbal.
Informasi Verbal adalah kapabilitas seseorang untuk mengungkapkan informasi,
fakta, atau label yang tersimpan dalam bentuk bahasa baik secara lisan maupun
tertulis. Dalam informasi verbal tidak ada manipulasi simbolik, tidak ada
penyelesaian masalah atau juga tidak ada aturan penerapan. Informasi verbal
hanya menyimpan informasi itu dan menariknya kembali untuk dites. . Teknik
analisa Instruksional yang digunakan bagi informasi verbal disebut analisa
rumpun (cluster analysis).
Contohnya : mengenal bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kartu
ucapan.
b. Keterampilan Intelektual.
Keterampilan intelektual adalah keterampilan yang memerlukan aktivitas kognitif
yang khas dalam arti bahwa pelajar harus dapat memecahkan masalah atau
melakukan suatu kegiatan dengan informasi atau contoh yang tidak dijumpai
sebelumnya. Keterampilan intelektual terdiri dari tiga macam, yaitu membentuk
konsep, menerapkan aturan, dan memecahkan masalah. Analisa yang digunakan
untuk mendapatkan keterampilan bawahan intelektual menggunakan pendekatan
hierarki.
10
Contohnya : mampu menentukan letak titik yang menjadi perpotongan antara
kedua titik yang saling berpotongan dalam bidang gambar.
c. Keterampilan Psikomotor.
Keterampilan psikomotorik adalah keterampilan yang harus dikuasai pebelajar
yang memerlukan aktivitas motorik (tindakan otot atau fisik), dengan atau tanpa
perlengkapan, walaupun harus disertai dengan tindakan mental / kognitif untuk
mencapai tujuan tertentu. Analisa yang digunakan untuk mengenali keterampilan
psikomotor adalah analisa prosedural.
Contohnya : Mampu menempel accesoris pada media yang akan dijadikan kartu
ucapan.
d. Sikap.
Tujuan sikap adalah tujuan yang mengharuskan pebelajar memilih mengerjakan
sesuatu, atau keputusan tertentu untuk bertindak dalam keadaan tertentu.
Misalnya, kita ingin orang-orang memilih menjadi pegawai yang baik, memilih
memelihara lingkungan, memilih makanan yang bergizi, dan sebagainya. Ciri
Tujuan sikap yang lain ialah bahwa tujuan itu barangkali tidak akan tercapai pada
akhir Instruksional. Itu kerap kali merupakan tujuan jangka panjang yang sangat
penting, tetapi sangat sulit menilainya dalam jangka pendek.
Tujuan sikap terkadang menyertai tujuan kemampuan intelektual atau
keterampilan psikomotorik, atau informasi verbal.
e. Siasat Kognitif
Siasat kognitif adalah meta processes yang digunakan untuk mengatur cara kita
berpikir tentang hal-hal dan memastikan belajar kita sendiri, mengingat dan
berpikir serta belajar teknik berpikir, cara menganalisis masalah, ancangan untuk
memecahkan masalah. Cara mengingat nama, cara mengirit bensin. Keterampilan
berada lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan intelek. Karena pada siasat
11
kognitif kita sudah menggunakan keterampilan intelek untuk mencari cara dalam
memecahkan masalah
B. Taksonomi Tujuan Pembelajaran ( Taksonomi Bloom )
Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk
tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S.
Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi
beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke
dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berpikir.
2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan
cara penyesuaian diri.
3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan,
mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
A. Kognitif
Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri dari dua
bagian: Bagian pertama berupa adalah Pengetahuan (kategori 1) dan bagian kedua
berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6)
1. Pengetahuan (Knowledge) Berisikan kemampuan untuk mengenali dan
mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi,
prinsip dasar, dsb. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan manajemen
kualitas, orang yg berada di level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari
12
kualitas, karakteristik produk yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk
produk, dan sebagainya.
2. Pemahaman (Comprehension). Dikenali dari kemampuan untuk membaca dan
memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dsb. Sebagai
contoh, orang di level ini bisa memahami apa yg diuraikan dalam fish bone
diagram, pareto chart, dan sebagainya.
3. Aplikasi (Application). Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk
menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja.
Sebagai contoh, ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di
produksi, seseorang yg berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan
menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram atau
pareto chart.
4. Analisis (Analysis). Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa
informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam
bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu
mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yg
rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu memilah-milah
penyebab meningkatnya reject, membanding-bandingkan tingkat keparahan dari
setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan
yg ditimbulkan.
5. Sintesis (Synthesis). Satu tingkat di atas analisa, seseorang di tingkat sintesa
akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang
sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus
didapat untuk menghasilkan solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini
seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat
reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya
kualitas produk.
13
6. Evaluasi (Evaluation). Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian
terhadap solusi, gagasan, metodologi, dan sebagainya dengan menggunakan
kriteria yang cocok atau standar yg ada untuk memastikan nilai efektivitas atau
manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas harus mampu
menilai alternatif solusi yg sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas,
urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis, dan sebagainya.
B. Afektif
Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol.
Penerimaan (Receiving/Attending)
Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Dalam
pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan
mengarahkannya.
Tanggapan (Responding)
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi
persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.
Penghargaan (Valuing)
Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomena,
atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi dari serangkaian nilai
tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku.
Pengorganisasian (Organization)
Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan
membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.
Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value
Complex)
14
Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi
karakteristik gaya-hidupnya.
C. Psikomotor
Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli lain berdasarkan
domain yang dibuat Bloom.
Persepsi (Perception)
Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.
Kesiapan (Set)
Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.
Guided Response (Respon Terpimpin)
Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di
dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.
Mekanisme (Mechanism)
Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan
meyakinkan dan cakap.
Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)
Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan
yang kompleks.
Penyesuaian (Adaptation)
Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai
situasi.
Penciptaan (Origination)
15
Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau permasalahan
tertentu.
C. Tahap Pelaksanaan analisis Pembelajaran
Untuk penerapan ini harus melalui 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan (plan):
perencanaan tindakan (Plan Action) dan perencanaan penelitian (Plan Research),
(2) tindakan (act): pelaksaaan tindakan (implement action) dan pengamatan
tindakan (monitor action), (3) penyelidikan (research): mendapatkan data
(produce data) dan analisis data (analyse data), dan (4) refleksi (reflect). Dari
keempat tahap tersebut membentuk suatu siklus.
1. Tahap Perencanaan (plan), meliputi:
1. menyusun rencana pembelajaran.
2. menyusun komik yang akan digunakan sebagai media pembelajaran.
3. menyiapkan bahan/alat peraga yang diperlukan dalam pelaksanaan
tindakan
4. menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan oleh pengamat saat
pelaksanaan tindakan.
2. Tahap Pelaksaan Tindakan (act)
Pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah melaksanakan pembelajaran
konsep pecahan dengan menggunakan media komik dan mengamati aktivitas
siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
lembar observasi yang telah disiapkan.
3. Tahap penyelidikan (Research)
Pada tahap ini meliputi menghasilkan data (produce data) dan analisis data
(analyse data).
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dalam suatu proses. Proses dalam
hal ini berarti bahwa pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak
16
pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif. Setiap kali
pemberian tindakan berakhir, maka data yang terkumpul dianalisis
berdasarkan hasil observasi, hasil kerja siswa, hasil terakhir dan hasil
wawancara.
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis
data kualitatif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992), yaitu
dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan
verifikasi data.
4. Tahap Refleksi (reflect)
Pelaksanaan kegiatan refleksi, peneliti melakukan diskusi dengan pengamat
untuk menjaring hal-hal yang terjadi sebelum dan selama tindakan
berlangsung berdasarkan hasil tes, hasil pengamatan, hasil wawancara, dan
catatan lapangan dengan subyek penelitian agar dapat diambil kesimpulan
dalam merencanakan tindakan selanjutnya.
D. Prosedur analisis tujuan dan sub tujuan sesuai taksonomi
Prosedur menganalisis tujuan adalah daftar langkah-langkah spesifik yang
akan dilakukan pembelajar saat mewujudkan tujuan Instruksional.
Seorang pembelajar yang ingin menguasai tujuan Instruksional harus mengerjakan
langkah-langkah tersebut. Setelah melakukan langkah 1, para pelajar akan
kemudian melakukan langkah 2, lalu 3, 4, dan 5. Setelah melakukan langkah 5,
proses akan lengkap, dan jika dilakukan dengan benar, akan dianggap sebagai
demonstrasi kinerja tujuan.
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan analisis intruksional
adalah sebagai berikut:
1. Menuliskan perilaku umum yang telah ditulis dalam TIU untuk mata pelajaran
yang dikembangkan
17
2. Menuliskan setiap perilaku khusus yang menjadi bagian dari perilaku umum
tersebut
3. Menyusun perilaku khusus tersebut kedalam suatu daftar dalam urutan yang
logis dimulai dari perilaku umum, perilaku khusus yang paling “dekat”
hubungannya dengan perilaku umum diteruskan “mundur” sampai perilaku
yang paling jauh dari perilaku umum
4. Menambah perilaku khusus tersebut atau mengurangi jika perlu. Tanamkan
dalam pikiran anda bahwa anda harus berusaha melengkapi daftar perilaku
khusus tersebut
5. Menulis setiap perilaku khusus dalam suatu lembar kartu atau kertas ukuran
3x5 cm
6. Menyusun kartu tersebut diatas meja atau lantai dengan menempatkannya
dalam struktur hirarkial, prosedural atau pengelompokan menurut kedudukan
masing-masing terhadap kartu yang lain. Letakkan kartu-kartu tersebut sejajar
atau horizontal untuk perilaku-perilaku yang menyerupai struktur prosedural
dan pengelompokan serta letakkan secara vertical untuk perilaku-perilaku
yang hirarkial
7. Jika perlu, tambahkan dengan perilaku khusus lain yang dianggap perlu atau
dikurangi bila dianggap lebih
8. Menggambarkan letak perilaku-perilaku tersebut dalam perilaku-perilaku
dalam kotak-kotak diatas kertas lebar sesuai dengan latak kartu yang telah
disusun. Hubungkan letak kotak-kotak tersebut dengan kertas vertical dan
horizontal untuk menyatakan hubungannya yang hirarkial , prosedural atau
pengelompokan
9. Meneliti kemungkinan menghubungkan perilaku umum yang satu dan yang
lain atau perilaku-perilaku khusus yang khusus yang berada dibawah perilaku
umum yang berbeda
10. Memberi nomor urut pada setiap perilaku khusus dimuali dari yang terjauh
sampai yang terdekat dengan perilaku umum. Pemberian nomor akan
menunjukkan urutan perilaku tersebut
18
E. Analisis Materi Pembelajaran
Sebelum mentransformasikan materi pembelajaran kepada peserta didik,
terlebih dahulu perlu dilakukan analisis materi pembelajaran. Adapun hal-hal
yang mesti dilakukan dalam menganalisis materi pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi
aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari
atau dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap
aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi
yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Setiap aspek standar
kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda
dalam kegiatan pembelajaran.
b. Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
c. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar .Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya
adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik.
d. Berorientasi pada kebutuhan peserta didik
Konsep hierarki kebutuhan yang diungkapkan Maslow beranggapan bahwa
kebutuhan-kebutuhan di level rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup
terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di level lebih tinggi
menjadi hal yang memotivasi.
e. Berorientasi pada perkembangan peserta didik
Dalam memilih materi pembelajaran juga harus diperhatikan dari aspek
perkembangan peserta didik, pada satuan pendidikan apa peserta didik
tersebut berada, maka pemilihan materi juga mengacu pada hal ini.
f. Masalah absolescence yang menyangkut validitas dan signifikansi isi
kurikulum
Absolescence menjadi persoalan dalam kaitan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Absolescence tersebut dapat terjadi pada fakta,
konsep dasar, dan teori-teori di mana fakta diorganisasi dan diinterpretasi.
19
Akan tetapi, persoalan absolescence sesungguhnya banyak dijumpai
dalam acquired knowledges
g. Materi mesti konsisten
Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada 3 macam, maka
materi yang harus diajarkan juga meliputi 3 macam atau lebih
.
Berdasarkan uraian tersebut pendidik dapat menganalisis materi pembelajaran
sebelum materi tersebut disampaikan kepada peserta didik dengan mengacu pada
beberapa hal yang telah diuraikan

BAB III
PENUTUP
20
A. KESIMPULAN
1. Analisis Pembelajaran adalah proses menjabarkan perilaku umum menjadi
perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis, dengan
demikian akan tergambar susunan perilaku khusus dari yang awal sampai
yang paling akhir
2. bahwa tujuan analisis pembelajaran adalah untuk menentukan
keterampilan-keterampilan yang akan dijangkau oleh tujuan pembelajaran,
serta memungkinkan untuk membuat keputusan yang diperlukan dalam
urutan mengajar
3. tujuan pembelajaran yang telah diidentifikasi perlu dianalisis untuk
mengenali keterampilan-keterampilan bawahan (sub ordinate skills) yang
mengharuskan anak didik belajar menguasainya dan langkah-langkah
procedural bawaan yang ada harus diikuti anak didik untuk dapat belajar
tertentu
4. Untuk penerapan Analisis pembelajaran harus melalui 4 tahapan, yaitu:
(1) perencanaan (plan): perencanaan tindakan (Plan Action) dan
perencanaan penelitian (Plan Research), (2) tindakan (act): pelaksaaan
tindakan (implement action) dan pengamatan tindakan (monitor action),
(3) penyelidikan (research): mendapatkan data (produce data) dan analisis
data (analyse data), dan (4) refleksi (reflect).
B. Saran
Hendaknya makalah ini bisa digunakan sebagai salah satu sumber
pembelajaran dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi penyusun dan pembaca
DAFTAR PUSTAKA
21
Wardani, Muhammad. 2013. Desain Pembelajaran Model dick and carey. From
http;//muhammadwardani.bogspot.com/2013/02desain-pembelajaranmodel-dick-and-carey.html
Trinto.2010.Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi dan
Implementasinya dalam Kurikulum tinfkat satuan pendidikan (KTSP).
Jakarta:Bumi Aksara
Pribadi, Benny A.2011. Model desain Pembelajaran. Jakarta:dian Rakyat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Positivisme Logis , Tugas Kelompok

Tutorial Memeriksa & Menghapus kode DTC, Inisialisasi ECU, Reset TP, dan Altitude

Makalah Filsafat : Kritik Karl Raimund Popper terhadap Filsafat Lingkaran Wina