MAKALAH DESAIN PEMBELAJARAN
“TUJUAN PEMBELAJARAN”     
Dosen Pengampu Mata Kuliah Desain Pembelajaran
1. Prof. Dr. Mujiyono Wirgotinoyo, M.Pd. 2. Dr. Sofiyan, M.Pd.
Kelompok 4
1. Maharani Wulandari  (P2A119007) 2. Budi Santoso  (P2A119016) 3. Debi Erwin (P2A119015) 
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2019

BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang Desain pembelajaran adalah prosedur yang terdiri dari langkah- langkah terdiri dari analisis, merancang, mengembangkan, menerapkan dan menilai hasil belajar. Salah satu hal yang penting dalam proses mendesain pembelajaran adalah melakukan perumusan tujuan pembelajaran. Setiap pendidik perlu memahami dan terampil dalam menyusun tujuan pembelajaran, karena rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan suatu pembelajaran. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara  optimal. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran merupakan indikator keberhasilan pendidik dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar peserta didik dalam melaksanakan aktifitas belajar.  Tujuan pembelajaran membantu dalam mendesain sistem pembelajaran. Tujuan yang jelas dapat membantu guru dalam menentukan materi pelajaran, metode dan strategi pembelajaran yang akan digunakan, alat, media dan sumber belajar, serta menentukan instrument evaluasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik. 
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari makalah ini yaitu : 1. Apakah tujuan pembelajaran itu? 2. Apa sajakah jenis-jenis tujuan pembelajaran 3. Bagaimana cara merumuskan tujan pembelajaran C. Tujuan Setelah memamhim makalah ini, pembaca diharapkan mampu  1. Mendefinisikan tujuan pembelajaran 2. Menjelaskan jenis-jenis tunjuan pembelajaran 3. Merumuskan tujuan umum pembelajaran

BAB II  PEMBAHASAN 
A. Pengertian Tujuan Pembelajaran Pembelajaran dimaksudkan terciptanya suasana sehingga siswa belajar. Tujuan pembelajaran haruslah menunjang dalam rangka tercapainya tujuan belajar.Dahulu, ketika pembelajaran dimaksudkan sebagai sekedar penyampaian ilmu pengetahuan, pembelajaran tak terkait dengan belajar, termasuk tujuannya. Sebab, jika guru telah menyampaikan ilmu pengetahuan, tercapailah maksud dan tujuan pembelajaran tersebut. Beberapa ilmuwan telah mengemukakan beberapa pengertian tujuan pembelajaran:   Robert F. Mager  Tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu.  Kemp dan David E. Kapel  Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.  Henry Ellington Tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.  Oemar Hamalik  Tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran.  Standar Proses pada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Ini berarti kemampuan yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran mencakup kemampuan yang akan dicapai siswa selama proses belajar dan hasil akhir belajar pada suatu kompetensi dasar.

Meskipun para ahli memiliki pandangan yang bermacam-macam mengenai tujuan pembelajaran, namun pada intinya pengertian tersebut merujuk kepada satu kesepakatan bahwa : Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku pada peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat baik bagi guru maupun peserta didik. Adapun empat manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu: 
1.  Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada peserta didik, sehingga dapat melakukan proses belajarnya secara lebih mandiri. 2. Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar. 3. Membantu memudahkan guru menentukan model/ strategi kegiatan belajar dan media pembelajaran. 4. Memudahkan guru melakukan evaluasi. 
Dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar peserta didik. Fitriana Elitawati (2002) menginformasikan hasil penelitiannya tentang manfaat tujuan dalam proses belajar mengajar, mengatakan bahwa pemberian informasi mengenai tujuan pembelajaran khusus dengan jelas kepada peserta didik pada awal kegiatan pembelajaran, terbukti dapat meningkatkan efektifitas belajar peserta didik. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran, yang pada akhirnya dapat menentukan kualitas dan efektivitas proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran  dewasa ini dikenal dengan Standar Kompetensi Lulusan yang dirumuskan dalam Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar

Kompetensi Lulusan ini selanjutnya dikelompokkan menjadi 4 (empat) kompetensi inti di setiap jenjang pendidikan. Kompetensi Inti selanjutnya diimplementasikan ke dalam setiap mata pelajaran pada setiap jenjang dan menjadi dasar pengembangan materi pembelajaran pada mata pelajaran. Sebagai perwujudan akhir maka di setiap mata pelajaran kita kenal kompetensi dasar yang dapat terdiri atas KD Sikap Spiritual, KD Sikap Sosial, KD Pengetahuan dan KD Keterampilan.
Kompetensi-kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa di turunkan dari setiap kompetensi dasar di dalam masing-masing mata pelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran adalah unit kompetensi terkecil yang harus dikuasai siswa dalam rangka mencapai Standar Kompetensi Lulusan. 

B. Fungsi Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran seharusnya tercantum dalam setiap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang wajib dibuat oleh setiap guru di setiap mata pelajaran dan jenjang pendidikan. Rumusan Tujuan pembelajaran ini berfungsi sebagai pemandu arah / pengarah jalannya pembelajaran dalam rangka menguasai suatu kompetensi. Tujuan pembelajaran pada ranah sikap mengarahkan proses belajar menguasai kompetensi dasar sikap, tujuan pembelajaran pada ranah pengetahuan mengarahkan proses belajar menguasai kompetensi dasar pengetahuan dan tujuan pembelajaran pada ranah keterampilan mengarahkan proses belajar menguasai kompetensi dasar keterampilan. Inilah fungsi penting tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran menentukan materi pembelajaran. Inilah sebabnya tujuan pembelajaran miliki fungsi yang sangat strategis dalam pembelajaran. Kita bisa mengatakan tujuan pembelajaran memiliki keterkaitan dengan materi pembelajaran, evaluasi proses pembelajaran, strategi pembelajaran. 
C. Tingkatan Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran atau hasil belajar yang ingin dicapai dirumuskan dalam tiga kelompok ranah taksonomi meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Klasifikasi perilaku hasil belajar atau tujuan pembelajaran yang digunakan pada Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Pembelajaran Ranah Sikap Tujuan Pembelajaran atau hasil belajar ranah sikap dalam Kurikulum 2013 menggunakan olahan Krathwohl, dimana pembentukan sikap peserta didik ditata secara hirarkhis mulai dari menerima (accepting), merespon/menanggapi(responding), menghargai (valuing), menghayati (organizing/internalizing), dan mengamalkan (characterizing/actualizing).

Berdasar taxonomi olahan Krathwohl, tujuan pembelajaran dapat dibuat bertingkat-tingkat yaitu :  Tingkatan menerima (accepting),  Tingkatan merespon/menanggapi(responding),  Tingkatan menghargai (valuing),  Tingkatan menghayati (organizing/internalizing), dan  Tingkatan mengamalkan (characterizing/actualizing) 
2. Tujuan Pembelajaran Ranah Pengetahuan Tujuan Pembelajaran atau hasil belajar ranah pengetahuan pada Kurikulum 2013 menggunakan taksonomi Bloom olahan Anderson, dimana perkembangan kemampuan mental intelektual peserta didik dimulai dari C1 yakni: (1) mengingat (remember), peserta didik mengingat kembali pengetahuan dari memorinya; (2) C2 yakni memahami (understand), merupakan kemampuan mengonstruksi makna dari pesan pembelajaran baik secara lisan, tulisan maupun grafik; (3) C3 yakni menerapkan (apply); merupakan penggunaan prosedur dalam situasi yang diberikan atau situasi baru;(4) C4 yakni menganalisis (analyse); merupakan penguraian materi ke dalam bagian-bagian dan bagaimana bagian-bagian tersebut saling berhubungan satu sama lainnya dalam keseluruhan struktur;(5) C5 yakni mengevaluasi (evaluate); merupakan kemampuan membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar;dan (6) C6 yakni mengkreasi (create); merupakan kemampuan menempatkan elemen-elemen secara bersamaan ke dalam bentuk modifikasi atau mengorganisasikan elemen-elemen ke dalam pola baru (struktur baru). Berdasarkan taxonomi Bloom olahan Krathwohl, tujuan pembelajaran ranah pengetahuan dapat dibuat bertingkat-tingkat yaitu :  Tingkatan (1) C1 yakni mengingat (remember),  Tingkatan (2) C2 yakni memahami (understand),  Tingkatan (3) C3 yakni menerapkan (apply);

 Tingkatan (4) C4 yakni menganalisis (analyse);  Tingkatan (5) C5 yakni mengevaluasi (evaluate);  Tingkatan (6) C6 yakni mengkreasi (create); 
3. Tujuan Pembelajaran Ranah Keterampilan Tujuan Pembelajaran atau hasil belajar ranah keterampilan pada Kurikulum 2013 yang mengarah pada pembentukan keterampilan abstrak menggunakan gradasi dari Dyers yang ditata sebagai berikut: (1) mengamati (observing); (2) menanya (questioning); (3) mencoba (experimenting); (4) menalar (associating); (5) menyaji (communicating); dan (6) mencipta (creating). Berdasarkan taxonomi olahan Dyers, tujuan pembelajaran ranah keterampilan dapat dibuat bertingkat-tingkat yaitu :  Tingkatan (1) mengamati (observing);  Tingkatan (2) menanya (questioning);  Tingkatan (3) mencoba (experimenting);  Tingkatan (4) menalar / mengasosiasi (associating) ;  Tingkatan (5) menyaji / mengomunikasikan (communicating); dan  Tingkatan (6) mencipta (creating)

Tujuan Pembelajaran atau hasil belajar ranah keterampilan yang mengarah pada pembentukan keterampilan kongkret. Taksonomi menggunakan gradasi olahan Simpson dengan tingkatan: persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerakan, mahir, menjadi gerakan alami, dan menjadi gerakan orisinal. Berdasar taxonomi olahan Simpson, tujuan pembelajaran ranah keterampilan kongkrit dapat dibuat bertingkat-tingkat yaitu :
 Tingkatan (1) persepsi, kesiapan, meniru,  Tingkatan (2) membiasakan gerakan,  Tingkatan (3) mahir,  Tingkatan (4) menjadi gerakan alami,  Tingkatan (5) menjadi gerakan orisinal 
D. Jenis- Jenis Tujuan Pembelajaran
Secara Umum Tujuan Pembelajaran dibagi menjadi 2, yaitu :  1. Tujuan instruksional umum. Dalam bahasa asing biasa disebut dengan goal, terminal objective, dan target objective. Tujuan terminal melukiskan hasil belajar utama dalam istilah perilaku yang semula disebut dalam tujuan umum. Lebih dari satu tujuan terminal diperlukan untuk mencapai satu tujuan umum.  Tujuan instruksional umum adalah perilaku akhir yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil proses belajar, latihan atau proses pendidikan lainnya yang dinyatakan dalam kalimat aktif yang operasional, dan mempunyai kandungan maksud yang relatif luas dibanding tujuan instruksional khusus. 2. Tujuan instruksional khusus, yang dalam istilah asing dikenal dengan enabling objectives, subordinate objectives, dan supportive objectives (tujuan memungkinkan, tujuan bawahan, tujuan penyangga). Tujuan penyangga melukiskan perilaku khusus (kegiatan tunggal atau langkah tunggal) yang harus dipelajari atau ditampilkan supaya tercapainya tujuan terminal. Makna indikator adalah perilaku yang ingin
10 
dicapai oleh peserta didik pada waktu proses belajar mengajar sedang berlangsung. Apabila dari kandungan dan kedudukan antara kedua tujuan, tujuan instruksional khusus adalah penjabaran dari tujuan umum. Berarti kompetensi dasar dan hasil penjabarannya harus seluas cakupan kompetensi dasar. 
E. Pentingnya Perumusan Tujuan Pembelajaran Kriteria keberhasilan guru dapat diukur dengan melihat bagaimana aktivitas peserta didik ketika mempelajari bahan ajar serta seberapa banyak materi yang berhasil dikuasai sehingga mampu mempengaruhi pola pikir siswa, sehingga ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran, diantaranya :  1. Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas keberhasilan proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik, keberhasilan tersebut juga merupakan keberhasilan seorang pendidik dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran. 2. Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar peserta didik. Tujuan yang jelas dan tepat dapat membimbing peserta didik dalam aktifitas belajar secara mandiri. 3. Tujuan pembelajaran dapat membantu guru dalam mendesain sistem pembelajaran. Tujuan yang jelas dapat membantu guru dalam menentukan materi pelajaran, metode, dan strategi pembelajaran yang tepat, alat dan media pembelajaran, sumber belajar, serta dalam menentukan dan merancang alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan belajar siswa. 4. Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Dengan menetapkan tujuan pembelajaran, guru dapat mengontrol sampai mana peserta didik telah menguasai kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan kurikulum yang berlaku. 
11 
Dengan adanya tujuan pembelajaran guru maupun peserta didik dapat menyiapkan diri baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikap untuk mengikuti proses pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Rumusan tujuan pembelajaran yang jelas juga sangat diperlukan oleh guru dan penyelenggaraan pendidikan untuk merancang dan menyediakan administrasi, sarana dan prasarana serta dukungan lain yang diperlukan.
F. Perumusan Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran pada Kurikulum 2013 pada dasarnya sama dengan rumusan tujuan pada umumnya. Mengingat terdapat perubahan yang signifikan pada prinsip pembelajaran maka rumusan tujuan perlu mengimplementasikan prinsip-prinsip pembelajaran kurikulum 2013.
Setelah membuat Indikator Pencapaian Kompetensi IPK dari setiap KD dilanjutkan dengan membuat rumusan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan jabaran lebih rinci dari indikator (IPK). Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD dari KI pengetahuan dan KD dari KI keterampilan dengan mengaitkan dimensi sikap yang akan dikembangkan. Perumusannya menggunakan Kata Kerja Operasional  (KKO) yang dapat diamati dan atau diukur, mencakup ranah sikap, ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan.
G. Pola Penulisan Tujuan Pembelajaran Penulisan tujuan pembelajaran harus memperhatikan penggunaan kata atau tata bahasa yang benar. Karena, dari unsur tersebut dapat dilihat konsep atau proses berfikir seseorang dalam mengungkapkan ide-idenya. Bahasa yang digunakan harus singkat, padat, jelas dan mudah dipahami. Sehubungan dengan teknis penulisan tersebut, Robert F. Marger (1962) menyatakan bahwa cara penulisan tujuan instruksional harus ditulis dengan bahasa yang jelas, tanpa diberi penjelasan tambahan apapun pembaca (guru, siswa, atau sasaran anak didik) sudah dapat memahami maksudnya.
12 
Menurut Marger tujuan instruksional sebaiknya mencakup tiga elemen,
yaitu: 
1. Menyatukan apa yang seharusnya dapat dikerjakan siswa selama belajar dan kemampuan apa yang sebaiknya dikuasainya pada akhir atau sesudah pelatihan. 2. Perlu dinyatakan kondisi dan hambatan yang ada pada saat mendemonstrasikan perilaku tersebut. 3. Perlu ada petunjuk yang jelas tentang standar penampilan minimum yang dapat diterima. 
A. Tresna Sastrawijaya juga menjelaskan prosedur penulisan tujuan instruksional khusus yang dikenal juga dengan tujuan penampilan, tujuan perilaku, sasaran belajar. Tujuan ini merupakan pertanyaan yang tepat dan menjawab pertanyaan “Apa yang harus dilakukan peserta didik, apa yang diharapkan, apa yang harus dikuasai, dan untuk apa mereka mempelajarinya?” Berdasarkan uraian dan elemen tersebut, tujuan instruksional sebaiknya dinyatakan dengan format ABCD, artinya: 
A:  Audience (petatar, peserta didik, sasaran,didik lainnya) B: Behaviour (perilaku yang dapat diamat sebagai hasil belajar) C:  Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan  dapat tercapai) D: Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima, sebagai ukuran hasil belajar peserta didik) 
Contoh Tujuan pembelajaran pada KD dari KI 3 Pengetahuan: 
Melalui Diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan organel-organel sel beserta fungsinya dengan tepat dan percaya diri. 
13 
Penjelasan dari contoh tujuan pembelajaran tersebut adalah:   Komponen Audience (A) adalah Peserta Didik  Komponen Behavior (B) adalah dapat menjelaskan organel sel beserta fungsinya  Komponen Condition (C) adalah melalui diskusi dan menggali informasi   Komponen degree (D) adalah dengan tepat dan percaya diri 
Contoh Tujuan Pembelajaran pada KD dari KI 4 Keterampilan 
 Penjelasan analisis contoh tujuan pembelajaran :  Komponen Audience (A) adalah peserta didik  Komponen Behavior (B) Dapat mengidentifikasi jenis sel berdasarkan cirri-ciri yang diamati dari mikroskop  Komponen Condition (C) adalah Disiapkan preparat sel hewan dan mikroskop cahaya  Komponen degree (D) adalah dengan teliti       
 
Disiapkan preparat sel hewan dan mikroskop cahaya. Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis sel berdasarkan ciri-ciri yang diamati dari mikroskop dengan teliti 
14 
KESIMPULAN 1. Implikasi dari adanya keterkaitan antara kegiatan pembelajaran dan kegiatan belajar siswa tersebut adalah disusunnya tujuan pembelajaran yang dapat menunjang tercapainya tujuan belajar.  2. Dengan adanya tujuan pembelajaran guru maupun peserta didik dapat menyiapkan diri baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikap untuk mengikuti proses pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Rumusan tujuan pembelajaran yang jelas juga sangat diperlukan oleh guru dan penyelenggaraan pendidikan untuk merancang dan menyediakan administrasi, sarana dan prasarana serta dukungan lain yang diperlukan. 3. Menurut Bloom tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotorik. 4. Tujuan pembelajaran apabila dilihat dari jenis pengorganisasian kurikulum maupun dilihat dari jenis berbagai macam model kurikulum, masing-masing memiliki tujuan pembelajaran yang berbeda-beda. 5. Tujuan pembelajaran atau tujuan dibedakan menjadi dua yaitu tujuan instruksional umum yang sering disebut dengan kompetensi dasar, serta tujuan instruksional khusus yang sering dinamakan dengan indikator. 6. Tujuan instruksional sebaiknya dinyatakan dalam bentuk ABCD format.     
15 
DAFTAR PUSTAKA 
Arikunto, Suharsimi. 2002 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara



MAKALAH DESAIN PEMBELAJARAN
“TUJUAN PEMBELAJARAN”     
Dosen Pengampu Mata Kuliah Desain Pembelajaran
1. Prof. Dr. Mujiyono Wirgotinoyo, M.Pd. 2. Dr. Sofiyan, M.Pd.
Kelompok 4
1. Maharani Wulandari  (P2A119007) 2. Budi Santoso  (P2A119016) 3. Debi Erwin (P2A119015) 
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2019

BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang Desain pembelajaran adalah prosedur yang terdiri dari langkah- langkah terdiri dari analisis, merancang, mengembangkan, menerapkan dan menilai hasil belajar. Salah satu hal yang penting dalam proses mendesain pembelajaran adalah melakukan perumusan tujuan pembelajaran. Setiap pendidik perlu memahami dan terampil dalam menyusun tujuan pembelajaran, karena rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan suatu pembelajaran. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara  optimal. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran merupakan indikator keberhasilan pendidik dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar peserta didik dalam melaksanakan aktifitas belajar.  Tujuan pembelajaran membantu dalam mendesain sistem pembelajaran. Tujuan yang jelas dapat membantu guru dalam menentukan materi pelajaran, metode dan strategi pembelajaran yang akan digunakan, alat, media dan sumber belajar, serta menentukan instrument evaluasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik. 
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari makalah ini yaitu : 1. Apakah tujuan pembelajaran itu? 2. Apa sajakah jenis-jenis tujuan pembelajaran 3. Bagaimana cara merumuskan tujan pembelajaran C. Tujuan Setelah memamhim makalah ini, pembaca diharapkan mampu  1. Mendefinisikan tujuan pembelajaran 2. Menjelaskan jenis-jenis tunjuan pembelajaran 3. Merumuskan tujuan umum pembelajaran

BAB II  PEMBAHASAN 
A. Pengertian Tujuan Pembelajaran Pembelajaran dimaksudkan terciptanya suasana sehingga siswa belajar. Tujuan pembelajaran haruslah menunjang dalam rangka tercapainya tujuan belajar.Dahulu, ketika pembelajaran dimaksudkan sebagai sekedar penyampaian ilmu pengetahuan, pembelajaran tak terkait dengan belajar, termasuk tujuannya. Sebab, jika guru telah menyampaikan ilmu pengetahuan, tercapailah maksud dan tujuan pembelajaran tersebut. Beberapa ilmuwan telah mengemukakan beberapa pengertian tujuan pembelajaran:   Robert F. Mager  Tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu.  Kemp dan David E. Kapel  Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.  Henry Ellington Tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.  Oemar Hamalik  Tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran.  Standar Proses pada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Ini berarti kemampuan yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran mencakup kemampuan yang akan dicapai siswa selama proses belajar dan hasil akhir belajar pada suatu kompetensi dasar.

Meskipun para ahli memiliki pandangan yang bermacam-macam mengenai tujuan pembelajaran, namun pada intinya pengertian tersebut merujuk kepada satu kesepakatan bahwa : Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku pada peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat baik bagi guru maupun peserta didik. Adapun empat manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu: 
1.  Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada peserta didik, sehingga dapat melakukan proses belajarnya secara lebih mandiri. 2. Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar. 3. Membantu memudahkan guru menentukan model/ strategi kegiatan belajar dan media pembelajaran. 4. Memudahkan guru melakukan evaluasi. 
Dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar peserta didik. Fitriana Elitawati (2002) menginformasikan hasil penelitiannya tentang manfaat tujuan dalam proses belajar mengajar, mengatakan bahwa pemberian informasi mengenai tujuan pembelajaran khusus dengan jelas kepada peserta didik pada awal kegiatan pembelajaran, terbukti dapat meningkatkan efektifitas belajar peserta didik. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran, yang pada akhirnya dapat menentukan kualitas dan efektivitas proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran  dewasa ini dikenal dengan Standar Kompetensi Lulusan yang dirumuskan dalam Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar

Kompetensi Lulusan ini selanjutnya dikelompokkan menjadi 4 (empat) kompetensi inti di setiap jenjang pendidikan. Kompetensi Inti selanjutnya diimplementasikan ke dalam setiap mata pelajaran pada setiap jenjang dan menjadi dasar pengembangan materi pembelajaran pada mata pelajaran. Sebagai perwujudan akhir maka di setiap mata pelajaran kita kenal kompetensi dasar yang dapat terdiri atas KD Sikap Spiritual, KD Sikap Sosial, KD Pengetahuan dan KD Keterampilan.
Kompetensi-kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa di turunkan dari setiap kompetensi dasar di dalam masing-masing mata pelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran adalah unit kompetensi terkecil yang harus dikuasai siswa dalam rangka mencapai Standar Kompetensi Lulusan. 

B. Fungsi Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran seharusnya tercantum dalam setiap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang wajib dibuat oleh setiap guru di setiap mata pelajaran dan jenjang pendidikan. Rumusan Tujuan pembelajaran ini berfungsi sebagai pemandu arah / pengarah jalannya pembelajaran dalam rangka menguasai suatu kompetensi. Tujuan pembelajaran pada ranah sikap mengarahkan proses belajar menguasai kompetensi dasar sikap, tujuan pembelajaran pada ranah pengetahuan mengarahkan proses belajar menguasai kompetensi dasar pengetahuan dan tujuan pembelajaran pada ranah keterampilan mengarahkan proses belajar menguasai kompetensi dasar keterampilan. Inilah fungsi penting tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran menentukan materi pembelajaran. Inilah sebabnya tujuan pembelajaran miliki fungsi yang sangat strategis dalam pembelajaran. Kita bisa mengatakan tujuan pembelajaran memiliki keterkaitan dengan materi pembelajaran, evaluasi proses pembelajaran, strategi pembelajaran. 
C. Tingkatan Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran atau hasil belajar yang ingin dicapai dirumuskan dalam tiga kelompok ranah taksonomi meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Klasifikasi perilaku hasil belajar atau tujuan pembelajaran yang digunakan pada Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Pembelajaran Ranah Sikap Tujuan Pembelajaran atau hasil belajar ranah sikap dalam Kurikulum 2013 menggunakan olahan Krathwohl, dimana pembentukan sikap peserta didik ditata secara hirarkhis mulai dari menerima (accepting), merespon/menanggapi(responding), menghargai (valuing), menghayati (organizing/internalizing), dan mengamalkan (characterizing/actualizing).

Berdasar taxonomi olahan Krathwohl, tujuan pembelajaran dapat dibuat bertingkat-tingkat yaitu :  Tingkatan menerima (accepting),  Tingkatan merespon/menanggapi(responding),  Tingkatan menghargai (valuing),  Tingkatan menghayati (organizing/internalizing), dan  Tingkatan mengamalkan (characterizing/actualizing) 
2. Tujuan Pembelajaran Ranah Pengetahuan Tujuan Pembelajaran atau hasil belajar ranah pengetahuan pada Kurikulum 2013 menggunakan taksonomi Bloom olahan Anderson, dimana perkembangan kemampuan mental intelektual peserta didik dimulai dari C1 yakni: (1) mengingat (remember), peserta didik mengingat kembali pengetahuan dari memorinya; (2) C2 yakni memahami (understand), merupakan kemampuan mengonstruksi makna dari pesan pembelajaran baik secara lisan, tulisan maupun grafik; (3) C3 yakni menerapkan (apply); merupakan penggunaan prosedur dalam situasi yang diberikan atau situasi baru;(4) C4 yakni menganalisis (analyse); merupakan penguraian materi ke dalam bagian-bagian dan bagaimana bagian-bagian tersebut saling berhubungan satu sama lainnya dalam keseluruhan struktur;(5) C5 yakni mengevaluasi (evaluate); merupakan kemampuan membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar;dan (6) C6 yakni mengkreasi (create); merupakan kemampuan menempatkan elemen-elemen secara bersamaan ke dalam bentuk modifikasi atau mengorganisasikan elemen-elemen ke dalam pola baru (struktur baru). Berdasarkan taxonomi Bloom olahan Krathwohl, tujuan pembelajaran ranah pengetahuan dapat dibuat bertingkat-tingkat yaitu :  Tingkatan (1) C1 yakni mengingat (remember),  Tingkatan (2) C2 yakni memahami (understand),  Tingkatan (3) C3 yakni menerapkan (apply);

 Tingkatan (4) C4 yakni menganalisis (analyse);  Tingkatan (5) C5 yakni mengevaluasi (evaluate);  Tingkatan (6) C6 yakni mengkreasi (create); 
3. Tujuan Pembelajaran Ranah Keterampilan Tujuan Pembelajaran atau hasil belajar ranah keterampilan pada Kurikulum 2013 yang mengarah pada pembentukan keterampilan abstrak menggunakan gradasi dari Dyers yang ditata sebagai berikut: (1) mengamati (observing); (2) menanya (questioning); (3) mencoba (experimenting); (4) menalar (associating); (5) menyaji (communicating); dan (6) mencipta (creating). Berdasarkan taxonomi olahan Dyers, tujuan pembelajaran ranah keterampilan dapat dibuat bertingkat-tingkat yaitu :  Tingkatan (1) mengamati (observing);  Tingkatan (2) menanya (questioning);  Tingkatan (3) mencoba (experimenting);  Tingkatan (4) menalar / mengasosiasi (associating) ;  Tingkatan (5) menyaji / mengomunikasikan (communicating); dan  Tingkatan (6) mencipta (creating)

Tujuan Pembelajaran atau hasil belajar ranah keterampilan yang mengarah pada pembentukan keterampilan kongkret. Taksonomi menggunakan gradasi olahan Simpson dengan tingkatan: persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerakan, mahir, menjadi gerakan alami, dan menjadi gerakan orisinal. Berdasar taxonomi olahan Simpson, tujuan pembelajaran ranah keterampilan kongkrit dapat dibuat bertingkat-tingkat yaitu :
 Tingkatan (1) persepsi, kesiapan, meniru,  Tingkatan (2) membiasakan gerakan,  Tingkatan (3) mahir,  Tingkatan (4) menjadi gerakan alami,  Tingkatan (5) menjadi gerakan orisinal 
D. Jenis- Jenis Tujuan Pembelajaran
Secara Umum Tujuan Pembelajaran dibagi menjadi 2, yaitu :  1. Tujuan instruksional umum. Dalam bahasa asing biasa disebut dengan goal, terminal objective, dan target objective. Tujuan terminal melukiskan hasil belajar utama dalam istilah perilaku yang semula disebut dalam tujuan umum. Lebih dari satu tujuan terminal diperlukan untuk mencapai satu tujuan umum.  Tujuan instruksional umum adalah perilaku akhir yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil proses belajar, latihan atau proses pendidikan lainnya yang dinyatakan dalam kalimat aktif yang operasional, dan mempunyai kandungan maksud yang relatif luas dibanding tujuan instruksional khusus. 2. Tujuan instruksional khusus, yang dalam istilah asing dikenal dengan enabling objectives, subordinate objectives, dan supportive objectives (tujuan memungkinkan, tujuan bawahan, tujuan penyangga). Tujuan penyangga melukiskan perilaku khusus (kegiatan tunggal atau langkah tunggal) yang harus dipelajari atau ditampilkan supaya tercapainya tujuan terminal. Makna indikator adalah perilaku yang ingin
10 
dicapai oleh peserta didik pada waktu proses belajar mengajar sedang berlangsung. Apabila dari kandungan dan kedudukan antara kedua tujuan, tujuan instruksional khusus adalah penjabaran dari tujuan umum. Berarti kompetensi dasar dan hasil penjabarannya harus seluas cakupan kompetensi dasar. 
E. Pentingnya Perumusan Tujuan Pembelajaran Kriteria keberhasilan guru dapat diukur dengan melihat bagaimana aktivitas peserta didik ketika mempelajari bahan ajar serta seberapa banyak materi yang berhasil dikuasai sehingga mampu mempengaruhi pola pikir siswa, sehingga ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran, diantaranya :  1. Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas keberhasilan proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik, keberhasilan tersebut juga merupakan keberhasilan seorang pendidik dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran. 2. Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar peserta didik. Tujuan yang jelas dan tepat dapat membimbing peserta didik dalam aktifitas belajar secara mandiri. 3. Tujuan pembelajaran dapat membantu guru dalam mendesain sistem pembelajaran. Tujuan yang jelas dapat membantu guru dalam menentukan materi pelajaran, metode, dan strategi pembelajaran yang tepat, alat dan media pembelajaran, sumber belajar, serta dalam menentukan dan merancang alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan belajar siswa. 4. Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Dengan menetapkan tujuan pembelajaran, guru dapat mengontrol sampai mana peserta didik telah menguasai kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan kurikulum yang berlaku. 
11 
Dengan adanya tujuan pembelajaran guru maupun peserta didik dapat menyiapkan diri baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikap untuk mengikuti proses pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Rumusan tujuan pembelajaran yang jelas juga sangat diperlukan oleh guru dan penyelenggaraan pendidikan untuk merancang dan menyediakan administrasi, sarana dan prasarana serta dukungan lain yang diperlukan.
F. Perumusan Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran pada Kurikulum 2013 pada dasarnya sama dengan rumusan tujuan pada umumnya. Mengingat terdapat perubahan yang signifikan pada prinsip pembelajaran maka rumusan tujuan perlu mengimplementasikan prinsip-prinsip pembelajaran kurikulum 2013.
Setelah membuat Indikator Pencapaian Kompetensi IPK dari setiap KD dilanjutkan dengan membuat rumusan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan jabaran lebih rinci dari indikator (IPK). Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD dari KI pengetahuan dan KD dari KI keterampilan dengan mengaitkan dimensi sikap yang akan dikembangkan. Perumusannya menggunakan Kata Kerja Operasional  (KKO) yang dapat diamati dan atau diukur, mencakup ranah sikap, ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan.
G. Pola Penulisan Tujuan Pembelajaran Penulisan tujuan pembelajaran harus memperhatikan penggunaan kata atau tata bahasa yang benar. Karena, dari unsur tersebut dapat dilihat konsep atau proses berfikir seseorang dalam mengungkapkan ide-idenya. Bahasa yang digunakan harus singkat, padat, jelas dan mudah dipahami. Sehubungan dengan teknis penulisan tersebut, Robert F. Marger (1962) menyatakan bahwa cara penulisan tujuan instruksional harus ditulis dengan bahasa yang jelas, tanpa diberi penjelasan tambahan apapun pembaca (guru, siswa, atau sasaran anak didik) sudah dapat memahami maksudnya.
12 
Menurut Marger tujuan instruksional sebaiknya mencakup tiga elemen,
yaitu: 
1. Menyatukan apa yang seharusnya dapat dikerjakan siswa selama belajar dan kemampuan apa yang sebaiknya dikuasainya pada akhir atau sesudah pelatihan. 2. Perlu dinyatakan kondisi dan hambatan yang ada pada saat mendemonstrasikan perilaku tersebut. 3. Perlu ada petunjuk yang jelas tentang standar penampilan minimum yang dapat diterima. 
A. Tresna Sastrawijaya juga menjelaskan prosedur penulisan tujuan instruksional khusus yang dikenal juga dengan tujuan penampilan, tujuan perilaku, sasaran belajar. Tujuan ini merupakan pertanyaan yang tepat dan menjawab pertanyaan “Apa yang harus dilakukan peserta didik, apa yang diharapkan, apa yang harus dikuasai, dan untuk apa mereka mempelajarinya?” Berdasarkan uraian dan elemen tersebut, tujuan instruksional sebaiknya dinyatakan dengan format ABCD, artinya: 
A:  Audience (petatar, peserta didik, sasaran,didik lainnya) B: Behaviour (perilaku yang dapat diamat sebagai hasil belajar) C:  Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan  dapat tercapai) D: Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima, sebagai ukuran hasil belajar peserta didik) 
Contoh Tujuan pembelajaran pada KD dari KI 3 Pengetahuan: 
Melalui Diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan organel-organel sel beserta fungsinya dengan tepat dan percaya diri. 
13 
Penjelasan dari contoh tujuan pembelajaran tersebut adalah:   Komponen Audience (A) adalah Peserta Didik  Komponen Behavior (B) adalah dapat menjelaskan organel sel beserta fungsinya  Komponen Condition (C) adalah melalui diskusi dan menggali informasi   Komponen degree (D) adalah dengan tepat dan percaya diri 
Contoh Tujuan Pembelajaran pada KD dari KI 4 Keterampilan 
 Penjelasan analisis contoh tujuan pembelajaran :  Komponen Audience (A) adalah peserta didik  Komponen Behavior (B) Dapat mengidentifikasi jenis sel berdasarkan cirri-ciri yang diamati dari mikroskop  Komponen Condition (C) adalah Disiapkan preparat sel hewan dan mikroskop cahaya  Komponen degree (D) adalah dengan teliti       
 
Disiapkan preparat sel hewan dan mikroskop cahaya. Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis sel berdasarkan ciri-ciri yang diamati dari mikroskop dengan teliti 
14 
KESIMPULAN 1. Implikasi dari adanya keterkaitan antara kegiatan pembelajaran dan kegiatan belajar siswa tersebut adalah disusunnya tujuan pembelajaran yang dapat menunjang tercapainya tujuan belajar.  2. Dengan adanya tujuan pembelajaran guru maupun peserta didik dapat menyiapkan diri baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikap untuk mengikuti proses pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Rumusan tujuan pembelajaran yang jelas juga sangat diperlukan oleh guru dan penyelenggaraan pendidikan untuk merancang dan menyediakan administrasi, sarana dan prasarana serta dukungan lain yang diperlukan. 3. Menurut Bloom tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotorik. 4. Tujuan pembelajaran apabila dilihat dari jenis pengorganisasian kurikulum maupun dilihat dari jenis berbagai macam model kurikulum, masing-masing memiliki tujuan pembelajaran yang berbeda-beda. 5. Tujuan pembelajaran atau tujuan dibedakan menjadi dua yaitu tujuan instruksional umum yang sering disebut dengan kompetensi dasar, serta tujuan instruksional khusus yang sering dinamakan dengan indikator. 6. Tujuan instruksional sebaiknya dinyatakan dalam bentuk ABCD format.     
15 
DAFTAR PUSTAKA 
Arikunto, Suharsimi. 2002 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Positivisme Logis , Tugas Kelompok

Tutorial Memeriksa & Menghapus kode DTC, Inisialisasi ECU, Reset TP, dan Altitude

Makalah Filsafat : Kritik Karl Raimund Popper terhadap Filsafat Lingkaran Wina