Desain Pembelajaran
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu mata kuliah yang
dikembangkan dilembaga pendidikan tinggi khususnya lembaga keguruan
dan ilmu pendidikan. Dalam perkembangannya mengalami berbagai
perubahan-perubahan tersebut berjalan seiring dengan perkembangan
teknologi pembelajaran yang didorong oleh tuntutan penggunaan berbagai
media dengan maksud untuk menciptakan kemudahan belajar.
Adapun yang melatar belakangi kami dalam menulis makalah kami adalah
menjelaskan pengertian, tujuan, fungsi dan ruang lingkup desain
pembelajaran, dengan harapan seluruh mahasiswa-mahasiswi bisa memahami
secara keseluruhan desain pembelajaran.
dikembangkan dilembaga pendidikan tinggi khususnya lembaga keguruan
dan ilmu pendidikan. Dalam perkembangannya mengalami berbagai
perubahan-perubahan tersebut berjalan seiring dengan perkembangan
teknologi pembelajaran yang didorong oleh tuntutan penggunaan berbagai
media dengan maksud untuk menciptakan kemudahan belajar.
Adapun yang melatar belakangi kami dalam menulis makalah kami adalah
menjelaskan pengertian, tujuan, fungsi dan ruang lingkup desain
pembelajaran, dengan harapan seluruh mahasiswa-mahasiswi bisa memahami
secara keseluruhan desain pembelajaran.
Seiring dengan dikembangkannya berbagai rancangan
pembelajaran teori
belajarpun tetap menjadi perhatian para ilmuwan untuk mengembangkannya
dan belakangan ini muncul teori belajar konstruktivisme yang mulai
mewarnai sistem pembelajaran, sehingga dapat diketahui pengertian,
fungsi, tujuan dan ruang lingkup desain pembelajaran
belajarpun tetap menjadi perhatian para ilmuwan untuk mengembangkannya
dan belakangan ini muncul teori belajar konstruktivisme yang mulai
mewarnai sistem pembelajaran, sehingga dapat diketahui pengertian,
fungsi, tujuan dan ruang lingkup desain pembelajaran
1.2.
Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah :
1. Mengetahui apa pengertian, tujuan,
fungsi dan ruang lingkup
desain pembelajaran
desain pembelajaran
2. Sebagai bahan diskusi
3. Menyiapkan mahasiswa yang mampu dan
mempunyai keterampilan dalam
desain pembelajaran.
desain pembelajaran.
II.
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Desain Pembelajaran
Ada beberapa definisi tentang perencanaanyang rumusan nya
berbeda-beda satu dengan yang lain. Cuningham, misalnya
mengemukakan bahwa
perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta,
imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan
memvisualisasi dan memvormulasi hasil yang di inginkan, urutan
kegiatan yang di perlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat
di terima yang akan digunakan dalam penyelesaian.
perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta,
imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan
memvisualisasi dan memvormulasi hasil yang di inginkan, urutan
kegiatan yang di perlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat
di terima yang akan digunakan dalam penyelesaian.
Perencanaan disini menekankan pada usaha menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang
serta usaha untuk mencapainya. Apa wujud yang akan datang itu dan bagaimana usaha untuk
mencapainya merupakan untuk perencanaan. Definisi yang kedua mengemukakan
bahwa perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas,program, dan alokasi
sumber bagaimana seharusnya adalah mengacu pada masa yang akan datang.
Perencanaan disini menekankan kepada usaha mengisi kesenjangaan antara keadaan yang akan
datang di sesuaikan dengan apa yang di cita-citakan,
ialah menghilangkan jarak antara
keadaan sekarang dengan keadaan mendatang yang di inginkan. Sementara itu definisi yang lain
tentang perencanaan di rumuskan sangat
pendek, perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisifasi dan menyeimbangkan perubahan. Dalam
definisi ini ada asumsi bahwa perubahan selalu terjadi perutahan lingkungan ini
selalu diantisifasi, dan hasil antisifasi
ini di pakai agar perubahan itu berimbang.
Perubahan yang terjadi di luar organisasi pengajaran
tidak jauh berbeda dengan perubahan yang terjadi. Pada organisasi itu, dengan harapan agar
organisasi tidak mengalami keguncangan. Jadi makna perencanaan disini adalah usaha mengubah organisasi agar sejalan dengan
perubahan lingkungannya. Ketiga
definisi diatas memperlihatkan rumusan dan tekanan yang berbeda, yang satu mencari wujud
yang akan datang serta usaha untuk mencapainya, yang lain menghilangkan kesenjangan antara
keadaan sekarang dengan keadaan masa mendatang
dan yang satu lagi mengubah keadaan agar sejalan dengan keadaan lingkungan
yang juga berubah-ubah.
Meskipun demikian
pada hakikatnya ketiga nya bermakna sama, yaitu sama-sama mencari dan mencapai wujud yang akan datang, tetapi, yang pertama dan kedua tidak dinyatakan secara eksplisit bahwa
wujud yang di cari itu akibat terjadinya perubahan, termasuk perubahan dalam cita-cita. Berdasarkan rumusan diatas, dapat dibuat rumusan baru
tentang apa itu perencanaan,
perencanaan yakni suatu
cara yang memuaskan untuk membuat antisifatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi
sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan
yang telah di tetapkan.
2.2. Perencanaan
Pembelajaran
Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah
upaya untuk
membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran. Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori untuk merancangnya agar rencana pembelajaran yang di susun benar-benar dapat memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran.
membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran. Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori untuk merancangnya agar rencana pembelajaran yang di susun benar-benar dapat memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran.
Untuk itu pembelajaran sebagai suatu di siplin ilmu. Menaruh
perhatian pada perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan teori
pembelajaran deskriftif, sedangkan rancangan pembelajaran mendekati tujuan yang
sama dengan berpijak pada teori pembelajaran deskriftif.
2.3. Dasar
Perlunya Perencanaan Pembelajaran
Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan
diatas dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan
pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran
ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut
:
1. Untuk memeperbaiki kualitas
pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem.
2. Untuk merancang suatu kualitas pembelajaran
perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya
desain pembelajaran.
3. Perencanaan desain pembelajaran
diacukan pada bagaimana seseorang belajar.
4. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran
diacukan pada siswa secara perorangan.
5. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara
pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung
pembelajaran, dan tujuan pengiring dari pembelajaran.
6. Sasaran akhir dari perencanaan
desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar
7. Perencanaan pembelajaran harus
melibatkan semua variabel pembelajaran
8. Inti dari desain pembelajaran yang
dibuat adalah penetapan metode
pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.4. Fungsi
Desain Instruksional
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan
berbagai fungsi yang beraktivitas misalnya
seorang manusia agar dapat hidup dan menunaikan tugasnya
didalam dirinya diperlukan adanya fungsi koordinasi dan penggerak, fungsi pernapasan, fungsi perencanaan makanan, fungsi peredaran darah,
fungsi penginderaan, fungsi perlindungan terhadap penyakit dan
berbagai bahaya, serta fungsi pembiakan dll. Semua komponen dalam sistem
pembelajaran haruslah saling
berhubungan satu sama lain.
Sebagai misal dalam proses pembelajaran disajikan penyampaian
pesan melalui media OHP, maka diperlukan adanya aliran listrik untuk membantu
memberikan sinar dalam jaringan OHP, jika aliran listrik tidak berfungsi, akan menimbulkan
kesulitan bagi guru dalam melangsungkan pembelajaran. Dengan dasar inilah
desain pembelajaran memerlukan keterhubungan antara komponen yang
satu dengan yang lain:
1.
Perencanaan, Manajemen dan
Administrasi
Pada
hakikatnya perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan
keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi (peristiwa,keadaan, suasana dan
sebagainya). Dan apa yang akan dilakukan (intensisfikasi, eksistensisfikasi,
revisi, renovasi,
substitusi, kreasi dsb). Rangkaian proses kegiatan itu dilaksanakan
agar harapan tersebut dapat terwujud menjadi kenyataan dimasa yang akan datang. Kajian tentang perencanaan pada dasarnya selalu terkait dengan konsep manajemen dan atau administrasi. Hal itu dapat dimaklumi karena baik dalam konsep manajemen maupun administrasi, perencanaan merupakan unsur dan fungsinya yang pertama dan utama.
substitusi, kreasi dsb). Rangkaian proses kegiatan itu dilaksanakan
agar harapan tersebut dapat terwujud menjadi kenyataan dimasa yang akan datang. Kajian tentang perencanaan pada dasarnya selalu terkait dengan konsep manajemen dan atau administrasi. Hal itu dapat dimaklumi karena baik dalam konsep manajemen maupun administrasi, perencanaan merupakan unsur dan fungsinya yang pertama dan utama.
2.
Konsep Dasar Perencanaan
Pendidikan
merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu
mengemban tugas yang dibebankan padanya karena hanya manusia yang dapat dididik
dan mendidik. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan fisik, mental,
emosional, moral serta keimanan dan ketaqwaan manusia. Proses dimana seorang
mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya dalam masyarakat
dimana dia hidup, proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh
lingkungan yang terpilih dan terkontrol sehingga mereka dapat memperoleh dan
mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individual yang optimum.
Penggunaan
analisis yang bersifat nasional dan sistematik dalam perencanaan pendidikan.
Perencanaan dewasa ini telah berkembang dengan berbagai pendekatan dan
metodologinya yang cukup kompleks dan rumit. Perencanaan itu dilakukan dalam
rangka reformasi pendidikan, yaitu suatu proses dari status sekarang menuju ke
status perkembangan pendidikan yang dicita-citakan.
Perencanaan
merupakan suatu momen kegiatan dalam proses yang kontinyu. Prinsip efektifitas
dan efisiensi, artinya dalam perencanaan secara ekonomis sangat menonjol dan
mencakup aspek internal dan eksternal dari keorganisasian system pembelajaran
itu sendiri. Menyusun kerangka materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional
dan pencapaiannya sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan, jadi
dalam penentuan kebijakan sampai kepada pelaksanaan desain instruksional ada
beberapa hal yang harus diperhatikan siapa yang memegang kekuasaan (penguasa),
siapa yang menentukan keputusan, dan faktor-faktor apa saja yang perlu
diperhatikan dalam pengambilan keputusan, terutama dalam hal pemegang kekuasaan
sebagai sumber lahirnya keputusan, perlu memperoleh perhatian misalnya mengenai
sistem kenegaraan yang merupakan bentuk dan system manajemennya, bagaimana dan
siapa atau kepada siapa dibebankan tugas-tugas yang terkandung dalam kebijakan
itu.
Juga
masalah bobot untuk jaminan dapat terlaksananya desain instruksional. Hal hal
tadi dapat diketahui melalui output atau hasil sistem dari pelaksanaan
perencanaan pembelajaran itu sendiri, ialah dokumen desain instruksional. Selanjutnya
dalam masalah persiapan perencanaan ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
a) Desain instruksional itu kegiatan
untuk masa yang akan dating
b) Suatu masalah kuncinya adalah bentuk
dan isi strategis dan hal ini yang harus mendapatkan perhatian.
c) Desain instruksional bukan masalah
kira-kira, manipulasi atau
teoritis tanpa fakta atau data yang kongkrit, maka dalam prinsipnya harus telah benar-benar diperhatikan hal-hal tersebut.
teoritis tanpa fakta atau data yang kongkrit, maka dalam prinsipnya harus telah benar-benar diperhatikan hal-hal tersebut.
2.5.
Ruang Lingkup Desain
Instruksional
Kebutuhan Akan Desain Instruksional Kebutuhan akan perencanaan muncul
sebagai akibat semakin insentif dan kompleksnya permasalahan yang muncul dalam masyarakat modern. Suatu masalah terjadi apabila suatu
aktivitas atau kejadian menyimpang dari yang seharusnya terjadi. Untuk mengatasi desain
instruksional yang saat
ini masih belum memadai maka berikut ini usulan format aktifitas desain instruksional dengan
dipandang dari berbagai segi antara lain :
a) Dari
segi umum, desain instruksional adalah suatu penelitian,
pengembanganteori dan teknik, penggambaran rencana pada tingkat lokal, regional maupun nasional dan global.
pengembanganteori dan teknik, penggambaran rencana pada tingkat lokal, regional maupun nasional dan global.
b) Dari
segi fisik, desain instruksional adalah perencanaan jangka
panjang, jangka menengah dan jangk pendek.
panjang, jangka menengah dan jangk pendek.
c) Dari
segi sosial, desain instruksional adalah tinjauan yang
merefleksikan orang, perencanaan kurikulum, strategi instruksional
merefleksikan orang, perencanaan kurikulum, strategi instruksional
d) Dari
segi administrasi, adalah kontrol pengembangan.
2.6. Pengertian Permasalahan Desain Instruksional
Terdapat 3 (tiga) hal pokok yang harus diketahui dan
diperhatikan,
untuk memberikan pemahaman tentang pengertian desain instruksional
yang meliputi :
untuk memberikan pemahaman tentang pengertian desain instruksional
yang meliputi :
1. Karakteristik desain instruksional
2. Dimensi desain instruksional
3. Hambatan desain instruksional
2.6.1. Karakteristik
Desain Instruksional
1. Suatu proses rasional,
dikarakteristrikkan sebagai pengembangan yang terorganisasi dari kegiatan
pembelajaran.
2. Menyangkut tujuan sosial, cara dan
tujuan, proses-proses dan control
3. Merupakan rancangan konseptual dimana
kebijakan dan tindakan dibuat oleh kelompok.
4. Konsep dinamis yang menjamin suatu
rencana dikonstruksikan dengan lentur sehingga tidak mungkin terjadi
penyimpangan.
Perencanaan
pendidikan harus memiliki bidang pengetahuan khusus yaitu meliputi :
a.
Metode ilmiah yang komprehensif dan kemampuan menggunakannya
fasilitas yang ada.
b.
Pengetahuan akan nilai-nilai perbandingan dan sistem nilai
dengan maksud dapat memfasilitasi keputusan rasional dan tujuan.
c.
Pemahaman akan berkelanjutan dan tidak berkelanjutan
kecenderungan dan arah dari segala urusan manusia sehingga dapat memahami kemungkinan-kemungkinan
yang muncul.
Pengertian desain instruksional
melibatkan beberapa komponen proses
seperti tujuan yang akan dicapai, prosedur efiisien untuk mencapainya,
alokasi sumber daya yang tepat yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Desain instruksional hanya dapat mengacu kepada persiapan kedalam oleh
kelompok dan individu, yang biasa disebut dengan pembelajaran.
Intisari dari desain instruksional adalah kepedulian terhadap
pendidikan, oleh karena itu seorang desain harus mengetahui
nilai-nilai, tujuan dan struktur sosial dari komunitas dengan tujuan
untuk melayaninya secara memadai.
seperti tujuan yang akan dicapai, prosedur efiisien untuk mencapainya,
alokasi sumber daya yang tepat yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Desain instruksional hanya dapat mengacu kepada persiapan kedalam oleh
kelompok dan individu, yang biasa disebut dengan pembelajaran.
Intisari dari desain instruksional adalah kepedulian terhadap
pendidikan, oleh karena itu seorang desain harus mengetahui
nilai-nilai, tujuan dan struktur sosial dari komunitas dengan tujuan
untuk melayaninya secara memadai.
Ada sembilan dimensi yang terkait dengan proses desain
instruksional yaitu :
1. Significante, yaitu tingkat kebermaknaan dari tujuan desain instruksional
2. Feasibility, yaitu kelayakan teknis dan perkiraan
3. Relevance, yaitu konsep relevan mutlak perlu bagi implementasi
desain instruksional
desain instruksional
4. Definitivenees, yaitu untuk meminimumkan dari tujuan yang direncanakan.
5. Parsimaniousness, yaitu desain haruslah digambarkan
secara sederhana
6. Adaptability, yaitu desain instruksional haruslah dinamis dan dapat
berubah sebagai informasi sebagai umpan balik sistem.
berubah sebagai informasi sebagai umpan balik sistem.
7. Time, yaitu siklus alamiah pokok bahasan pada perencanaan
8. Monitoring, yaitu melibatkan penegakkan criteria pendidikan untuk
menjamin berbagai komponen desain insruksional.
menjamin berbagai komponen desain insruksional.
9. Subject matter, yaitu pokok-pokok bahasan yang akan direncanakan.
III.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan :
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan
pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut. Berbagai model
dapat dikembangkan dalam mengorganisisr pengajaran satu diantara model
itu adalah model Dick and Carrey (1985) dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan
pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut. Berbagai model
dapat dikembangkan dalam mengorganisisr pengajaran satu diantara model
itu adalah model Dick and Carrey (1985) dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1.
Mengidentifikasi tujuan umum pengajaran
2.
Melaksanakan analisis pengajaran
3.
Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik
siswa
4.
Merumuskan tujuan ferformansi
5.
Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
6.
Mengembangkan strategi pengajaran
7.
Mengembangkan dan memilih material pengajaran
8.
Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
9.
Merevisi bahan pembelajaran
10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi
sumatif
Rumusan tujuan umum pembelajaran menurut Dick and Carrey
(1985) harus jelas dan dapat diukur, berbentuk tingkah laku. Pandangan lain
seperti
(Uno Hamzah) mengemukakan rumusan pembelajaran yang baik adalah :
(Uno Hamzah) mengemukakan rumusan pembelajaran yang baik adalah :
1. Menggunakan istilah yang operasional
2. Berbentuk hasil belajar
3. Berbentuk tingkah laku
4. Hanya mengukur satu tingkah laku
Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan berbagai
teori untuk
merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat
memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran, oleh karena itu pembelajaran
sebagaimana disebut oleh Degeng (1989) sebagai suatu disiplin ilmu
menaruh perhatian pada perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan teori pembelajaran deskriftif, sedangkan rancangan pembelajaran mendekati tujuan yang sama dengan berpijak pada teori pembelajaran deskriftif.
merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat
memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran, oleh karena itu pembelajaran
sebagaimana disebut oleh Degeng (1989) sebagai suatu disiplin ilmu
menaruh perhatian pada perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan teori pembelajaran deskriftif, sedangkan rancangan pembelajaran mendekati tujuan yang sama dengan berpijak pada teori pembelajaran deskriftif.
3.2. Saran
Didalam
penulisan makalah ini permasalahan-permasalahan yang kami
hadapi sangatlah rumit, oleh sebab itu, tentunya makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, tetapi kami masih berusaha untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan tersebut, dan kami sangat mengharapkan masukan
dan saran dari dosen pengampu mata kuliah dan teman-teman demi kesempurnaan penulisan-penulisan makalah kami berikutnya.
hadapi sangatlah rumit, oleh sebab itu, tentunya makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, tetapi kami masih berusaha untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan tersebut, dan kami sangat mengharapkan masukan
dan saran dari dosen pengampu mata kuliah dan teman-teman demi kesempurnaan penulisan-penulisan makalah kami berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
B. Uno Hamzah, Dr. Perencanaan Pembelajaran.
PT. Bumi Aksara : 2006
Udin, S.S dan Abin, M.S. Perencanaan Pendidikan. PT.
Remaja Rosdakarya: 2005
Martini, Y. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik.
Gaung Persada Press. Jakarta.2008
Tambahan
dari materi-materi yang menyangkut desain instruksional
dari internet.
dari internet.
Komentar
Posting Komentar