Inovasi pendidikan.


              1
 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pendidikan terkadang dianggap sebagai sektor yang tahan terhadap perubahan, sementara disaat yang sama ia menghadapi krisis produktivitas dan efisiensi. Inovasi dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan, serta menyediakan lebih banyak "bang for the buck" dimasa tekanan anggaran dan meningkatnya permintaan. Menggunakan data dari survei internasional, itu menemukan bahwa pendidikan lebih inovatif dalam beberapa hal daripada sektor lain dan itu telah ada inovasi di semua negara, khususnya dalam metode pengajaran.
Inovasi dalam pendidikan adalah masalah yang sangat kontroversial. Berbicara dengan menteri pendidikan satu dengan cepat mendapat kesan bahwa sistem pendidikan pada umumnya sangat enggan untuk berinovasi, dan bahwa ada penolakan kuat untuk berubah di antara para guru. Pendidikan terkadang dianggap sebagai salah satu sistem sosial dan bidang kebijakan publik yang paling konservatif.Di beberapa negara, perubahan inovatif telah diterapkan tanpa perawatan dan dibutuhkan ketekunan atau pengujian, eksperimen, dan evaluasi sebelumnya yang sesuai kontroversi ini seharusnya tidak menghalangi kita untuk mencari fakta. Dan faktanya jelas menunjukkan bahwa sistem pendidikan menghadapi masalah yang sangat serius, jika tidak tersentuh, dapat mengakibatkan risiko serius tidak hanya untuk pendidikan itu sendiri tetapi juga untuk masa depan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan kesejahteraan. Sejak pertengahan abad ke-20, pendidikan sistem telah berkembang pesat dan populasi manusia tidak pernah lebih tinggi berpendidikan daripada hari ini.
Masalah yang dihadapi pendidikan terutama adalah produktivitas dan efisiensi. Efisiensi berarti keseimbangan antara sumber daya yang diinvestasikan dan hasil dalam hal kinerja dan kesetaraan siswa. Masalah produktivitas dan efisiensi dalam pendidikan bahkan lebih mengejutkan ketika pendidikan dibandingkan dengan sektor kebijakan publik lainnya, yang telah terwujud sangat besar peningkatan produktivitas dalam beberapa dekade terakhir. Di sektor-sektor seperti kesehatan, teknologi telah menjadi utama pendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi dengan hasil yang jauh lebih baik walaupun biayanya juga sudah naik. Banyak pengamat bertanya-tanya mengapa kemajuan besar dalam teknologi tidak terjadi namun menyebabkan peningkatan serupa dalam pendidikan. Pemerintah telah banyak berinvestasi dalam mendatangkan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi (TIK), ke sekolah-sekolah.
Peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesional. Guru harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran peserta didik.Maka dalam pembaharuan pendidikan keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai pada pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan. Oleh karena itu dalam suatu inovasi pendidikan, gurulah yang utama dan pertama terlibat karena guru mempunyai peran yang sangat luas sebagai pendidik, orang tua, motivator dan lain sebagainya.




1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulis merumuskan masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu :
1.      Pengertian inovasi pendidikan ?
2.      Apa saja aspek inovasi pendidikan ?
3.      Bagaimana langkah inovasi pendidikan ?
4.      Bagaimana peran guru dalam pentingnya inovasi pendidikan ?
5.      Apa saja strategi yang dilakukan guru dalam inovasi pendidikan ?

1.3  Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1.      Mengetahui pengertian inovasi pendidikan.
2.      Mengetahui aspek inovasi pendidikan.
3.      Mengetahui langkah inovasi pendidikan.
4.      Mengetahui peran guru dalam pentingnya inovasi pendidikan.
5.      Mengetahui strategi yang dilakukan guru dalam inovasi pendidikan.


    4
 
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Inovasi Pendidikan
Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan dan perubahan.Kata kerjanya innovo yang artinya memperbarui dan mengubah.Inovasi pendidikan ialah suatu perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada) sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai  tujuan tertentu dalam pendidikan.
Inovasi adalah pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, maupun penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya baik berupa gagasan, metode atau alat.Organisasi pendidikan seperti sekolah, universitas, pusat pelatihan, atau penerbit pendidikan dapat memperkenalkan produk dan layanan baru, seperti silabus baru, buku pelajaran atau sumbe daya pendidikan, proses baru untuk pengiriman layanan mereka, seperti penggunaan TIK dalam layanan e-learning, cara baru mengatur mereka kegiatan, seperti TIK untuk berkomunikasi dengan siswa dan orang tua; atau pemasaran baru teknik, misalnya penetapan harga diferensial untuk program pascasarjana. Praktek-praktek baru ini dimaksudkan untuk meningkatkan penyediaan pendidikan dalam satu atau lain cara, dan karenanya harus dianggap sebagai perbaikan.

2.2  Aspek-Aspek Inovasi Pendidikan
Inovasi pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari empat aspek:
a.       Aspek Tujuan Pendidikan.
Inovasi dalam aspek tujuan pendidikan dimulai pada tahun 1970 dan kini dikenal sebagai tujuan instruksional khusus (TIK) atau TKP tujuan pembelajaran khusus.Inovasi ini berlangsung lambat karena umumnya guru belum dapat membiasakan diri menjabarkan TIK atau  TKP. Akan tetapi, ia memiliki tujuan yang jelas dan baik dalam mengajar.
b.      Struktrur Pendidikan dan Pengajaran.
Inovasi pada aspek struktur pendidikan dan pengajaran melibatkan cara penyusunan sekolah dan kelompok serta ruang kelas agar menjadi lebih bergengsi.Hal ini dapat dilakukan melalui rencana pendidikan.
c.       Metode Kurikulum dan Pengajaran.
Inovasi kurikulum meliputi inovasi pendidikan yang disajikan.Usaha inovasi pendidikan yang dilakukan saat ini berifat local dan terbatas.Contoh,bagaimana cara meningkatkan mutu proses belajar dan mengajar serta bagaimana menerapkan muatan lokal dari kurikulum nasional.
d.      Perubahan terhadap Aspek-aspek Pendidikan dan Proses.
Dalam aspek ini, inovasi meliputi multi metode dan multi media dalam kegiatan belajar.Penggunaan kombinasi metode atau media dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung.Selain itu diharapkan dapat memberikan hasil yang efektif.Perubahan dalam proses ini juga meliputi pendekatan inquiri, artinya penyelidikan yang dilakukan oleh siswa apabila siswa masih memiliki pertanyaan dalam belajarnya.



2.3  Langkah-Langkah Inovasi Pendidikan
1.      Cara pemerataan dan peningkatan kualitas, melalui:
a.       Meningkatkankemampuan tenaga pengajar lewat penataran-penataran.
b.      memperkaya pengalaman dan memperlancarkan proses belajar anak didik.
c.       Memantapkan nilai, sikap, keterampilan, dan kesadaran lingkungan pada anak didik.
2.      Cara memperluas pelayanan pendidikan (kuantitas),melalui:
a.       Memberikan latihan keterampilan bagi mereka yang tidak pernah sekolah.
b.      Penyebaran pesan-pesan yang merangsang kegiatan belajar dan partisipasi untuk ikut membangun.
c.       Penyebaran informasi untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan.
d.      Usaha memberikan pengalaman pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi yang berkembang dan realistis.
3.      Cara meningkatkan keserasian pendidikan dengan pembangunan,yaitu dengan:
a.       Menanamkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang fungsional untuk kehidupan di masyarakat.
b.      Membentuk kemampuan untuk memahami dan memecahkan persoalan yang aktual dalam masyarakat.
c.       Menunjukkan jalan untuk mengembangkan keterampilan hidup di masyarakat.
4.      Cara meningkatkan efekivitas dan efisiensi sistem penyajian,meliputi:
a.       Memberi kebebasan belajar sesuai dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan ke arah perkembangan yang optimal.
b.      Memberikan pengalaman yang bulat agar anak didik dapat berdiri sendiri dan menerima tanggung jawab.
c.       Mengintegrasikan bebagai pengalaman dan kegiatan pendidikan.
d.      Mengusahakan isi, metode, dan bentuk pendidikan yang tepat guna, tepat saat, menarik dan mengesankan.
5.      Cara melancarkan sistem informasi kebijakan,yaitu dengan:
a.       Mengusahakan tersedianya saluran komunikasi dua arah yang cepat,kontinu dan dapat diandalkan.
b.      Mengusahakan adanya komunikasi terbuka demi kontrol dan partisipasi social.
c.       Mengusahakan adanya komunikasi langsung dan merata.
Perkembangan inovasi dalam pendidikan di Indonesia di antaranya adalah:
1.      Pemerataan kesempatan belajar, untuk menanggulangi jumlah usia sekolah yang cukup banyak di Indonesia. Pemerintah menciptakan sistem pendidikan yang dapat menampung sebanyak mungkin anak usia sekolah, salah satunya adalah didirikannya SD Pamong, SMP Terbuka, Universitas Terbuka.
2.      Kualitas pendidikan untuk menanggulangi kurangnya jumlah guru, dengan diiringi merosotnya mutu pendidikan pemerintah dalam hal ini meningkatkan mutu pendidikan misalnya penataran guru melalui radio, modul.
3.      Penggunaan multi media dalam pembelajaran. Pendidikan harus diusahakan agar memperoleh hasil yang baik dengan dana dan waktu yang sedikit. Ini berarti harus dicari sistem pendidikan dan pengajaran yang efektif dan efisien. Di antaranya dengan memanfaatkan lembar kerja siswa dan media KIT IPA




2.4  Peran Guru Dalam Pentingnya Inovasi Pendidikan
Dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai pada pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan. Oleh karena itu dalam suatu inovasi pendidikan, gurulah yang utama dan pertama terlibat karena guru mempunyai peran yang luas sebagai pendidik, orang tua, teman, dokter, motivator, dan lain sebagainya.Peranan guru dalam inovasi pendidikan yang menyangkut sikap terbuka dan peka guru terhadap perubahan (inovasi) serta perannya sebagai agen pembaharuan sekaligus adapter dalam inovasi pendidikan. Inovasi pendidikan dilakukan guna memecahkan masalah yang dihadapi agar dapat memperbaiki mutu pendidikan secara efektif dan efisien.
Salah satu bentuk peran serta yang dapat dilakukan guru terhadap inovasi adalah sebagai agen pembaharuan. Rogers et.all (1983:312) menjelaskan pengertian agen pembaharuan sebagai berikut : “A change agent is an individual who influences clients, innovation decisions in a direction deemed desirable by a change agency”. Seorang agen pembaharuan adalah seseorang yang mempengaruhi keputusan inovasi para klien (sasaran) kearah yang diharapkan oleh lembaga pembaharu. Dengan demikian, seorang agen pembaharu berperan sebagai penghubung antara lembaga pembaharuan dengan sasarannya. Dalam hal ini agen pembaharu berperan sebagai pemberi kemudahan bagi lancarnya arus inovasi dari lembaga pembaharu kepada sasaran yang dikenai pembaharuan. Ia menyampaikan pesan-pesan inovasi dari lembaga pembaharuan kepada sasarannya. Di samping itu, ia pun menerima umpan balik dari klien untuk disampaikan kepada lembaga pembaharu, sehingga agen pembaharu dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian dan perbaikan sesuai dengan kebutuhan para kliennya.
Guru sebagai agen pembaharuan dalam inovasi pendidikan dapat melakukan peranan sebagaimana dikemukakan oleh Nyoman Sucipta (1982:23) sebagai berikut :
1.       Pemberi informasi.
2.       Mempercepat terjadinya difusi inovasi.
3.       Sebagai komunikator antar subsistem dalam masyarakat.
4.       Berusaha mengaitkan sistem yang satu dengan sistem yang lain
Adapun peran guru dalam proses pembelajaran peserta didik di sekolah mencakup :
1.      Guru sebagai perencana (planner), yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar (pre-teaching problems).
2.      Guru sebagai pelaksana (organizer), yang harus dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, di mana ia bertindak sebagai orang sumber (resource person), konsultan kepemimpinan yang bijaksana dalam arti demokratik & humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during teaching problem).
3.      Guru sebagai penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement), atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi produknya.
4.      Sebagai pengajar, guru lebih menekankan pada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Oleh karena itu, ia dituntut untuk memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknik mengajar, di samping menguasai bahan yang diajarkannya. Sebagai pembimbing, guru lebih menekankan pada tugas memberikan bantuan kepada siswa agar dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Sedangkan tugasnya sebagai administrator kelas, akan memadukan ketatalaksanaan pengajaran dengan ketatalaksanaan pada umumnya.
Guru sebagai pengajar lebih menekankan pada pelaksanaan tugas merencanakan, melaksanakan proses belajar mengajar dan menilai hasilnya. Untuk melaksanakan tugas ini, guru disamping harus menguasai materi atau bahan yang akan diajarkan, juga dituntut untuk memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar. Gagasan baru (inovasi) yang dilakukan oleh guru hendaknya bertujuan untuk penyempurnaan kegiatan belajar mengajar.Sehubungan dengan tugas profesionalnya, seorang guru paling tidak harus melaksanakan peranan sesuai dengan profil kemampuan dasar profesional guru dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :
  1. Menguasai bahan pelajaran.
  2. Mengelola program belajar-mengajar.
  3. Mengelola kelas.
  4. Menggunakan media dan sumber belajar.
  5. Menguasai landasan-landasan kependidikan.
  6. Mengelola interaksi belajar-mengajar.
  7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
  8. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan.
  9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
  10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.


Redja Mudyahardjo dalam Wahyudin et.al mengelompokkan jenis kemampuan pokok yang ideal dikuasai guru profesional ke dalam 3 kelompok, yaitu :
  1. Kemampuan membantu siswa belajar secara efisien dan efektif agar mencapai hasil optimal. Adapun kemampuan itu terdiri atas: mengelola kegiatan belajar mengajar dan melakukan bimbingan siswa.
  2. Kemampuan menjadi penghubung kebudayaan dan masyarakat yang aktif kreatif dan fungsional. Adapun kemampuan ini terdiri dari: menjadi mediator kebudayaan baik sebagai pembawa kebudayaan, pemelihara kebudayaan maupun sebagai pengembang kebudayaan dan menjadi komunikator sekolah dan masyarakat.
  3. Kemampuan menjadi pendukung pengelolaan program kegiatan sekolah dan profesi. Adapun dalam hal ini guru dapat melakukan kegiatan sebagai berikut: menjadi anggota staf sekolah yang produktif dan menjadi anggota administrasi profesional yang produktif.
Idealnya, tingkat kemampuan yang diharapkan dimiliki guru profesional adalah tingkat kemampuan yang menunjukkan efisiensi yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaan. Menurut Alen Richard dalam Wahyudin et.al efisiensi profesional mencakup 5 kemampuan, yaitu :
1.      Keterampilan teknologi yaitu dapat melakukan pekerjaan dengan menggunakan teknik-teknik kerja ilmiah yang mendekati kesempurnaan.
2.      Pengetahuan teknologi yang relevan yaitu dapat menguasai teknik-teknik kerja ilmiah yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan bidang pekerjaannya.
3.      Pengetahuan tambahan untuk pengembangan yaitu dapat menguasai pengetahuan tentang konsep dan metode penelitian dan pengembangan yang dapat dipergunakan dalam bidang pekerjaannya.
4.      Kemampuan mengambil keputusan secara tepat yaitu dapat melaksanakan kepemimpinan dalam bidang pekerjaannya.
5.      Kualitas moral yaitu teguh terikat pada kode etik jabatannya dalam situasi bagaimanapun yang dihadapinya.
Macam-macam peranan guru dalam pendidikan yaitu:
1.      Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak
Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu, tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-niai Pancasila.
2.      Peran guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar
Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial tingkah laku sosial anak. Kurikulum harus berisi hal-hal tersebut di atas sehingga anak memiliki pribadi yang seusia dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya, mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan pengetahuan untuk mengembangkan kemampuannya lebih lanjut.

3.      Peran guru sebagai pelajar (learner)
Seorang guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.
4.      Peran guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan
Seorang guru diharapkan dapat membantu dalam mengembangkan kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui pertemuan-pertemuan resmi maupun pertemuan insidental.
5.      Peran guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat
Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang yang dikuasainya.
6.      Peran guru sebagai administrator
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kegiatannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.


2.5  Strategi Meningkatkan Peran Guru Sebagai Agent of Change
Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan dalam meningkatkan peran guru sebagai agen perubahan (agent of change) pembelajaran siswa di kelas antara lain : Pertama, membangun kualitas mentalitas positif guru melalui kegiatan pelatihan ”motivasi berprestasi” dan sejenisnya secara periodik, misalnya pembinaan dan pelatihan ESQ. Meskipun setiap guru secara teoritik telah mengetahui sebagian teori-teori psikologi pembelajaran, dia tetap memerlukan penyegaran orientasi dan wawasan hidup prospektif dari para pakar psikologi atau para motivator dalam menghadapi beragam persoalan pekerjaan sebagian pendidik.
Dalam hal ini fokus pelatihan lebih ditekankan pada upaya membangun konsistensi diri sebagai pendidik sepanjang karir profesinya untuk mengembangkan tentang :
a.       Prinsip selalu belajar (learning principle).
b.      Prinsip kebutuhan untuk berprestasi (need achievement principle).
c.       Prinsip kepemimpinan (leadership priciple).
d.      Prinsip orientasi hidup ke depan (vision principle).
e.       Prinsip menjadi pencerah dalam kehidupan kelompok(well organized principle).
Ketika lima prinsip tersebut terinternalisasi dengan baik pada diri setiap guru, maka guru tersebut akan mampu bertindak sebagai agent of change pembelajaran peserta didik, baik aspek emosional, kepribadian dan pengetahuan-keterampilan peserta didik. Demikian juga sebaliknya, ketika kelima prinsip tersebut tidak menyatu dan tidak berkembang pada diri setiap guru, maka kehadiran guru di kelas hakikatnya kurang berfungsi dalam menyiapkan peserta didik untuk menghadapi beragam tantangan hidup di era globalisasi.
      15
 
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Inovasi pendidikan dilakukan guna memecahkan masalah yang dihadapi agar dapat memperbaiki mutu pendidikan secara efektif dan efisien. Dalam inovasi pembelajaran guru dituntut selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan dan meningkatkan gaya mengajarnya, agar ia mampu melahirkan model mengajar yang sesuai dengan tuntutan kelasnya.
Di sekolah, guru berperan sebagai perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran, penilai hasil pembelajaran peserta didik, pengarah pembelajaran, pembentukan nilai-nilai pada diri murid yang tertuju pada pengembangan seluruh aspek kepribadian murid secara utuh agar tumbuh menjadi manusia dewasa. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktifitas anak-anak agar tingkah laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.

 

DAFTAR PUSTAKA
Suharjo.2006.Mengenal Pendidikan Sekolah dasar.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat ketenagaan.
Jensen,Eric.2007.BBL.Terj.Pembelajaran Berbasis Otak. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Fuad Ihsan,Dasar-Dasar Kependidikan,(Jakarta:Rineka Cipta,2005),h.191

Suryosubroto,Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan(Jakarta:Rineka Cipta,1990),h.127-129

Hasbullah,Dasar-dasar Ilmu Pendidikan,(Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2011),h.191-193

Hasbullah,Op.cit,h.203-205

.      Alwasilah, Chaedar, 2007, Perspektif Pendidikan Bahasa Indonesia dalam konteks Persaingan Global. Bandung : CV. Adira
Danim, Sudarwan, 2002, Inovasi Pendidikan. Jakarta:  CV. Pustaka Setia




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Positivisme Logis , Tugas Kelompok

Tutorial Memeriksa & Menghapus kode DTC, Inisialisasi ECU, Reset TP, dan Altitude

Makalah Filsafat : Kritik Karl Raimund Popper terhadap Filsafat Lingkaran Wina