Inovasi pendidikan.
|
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pendidikan terkadang dianggap
sebagai sektor yang tahan terhadap perubahan, sementara disaat yang sama ia
menghadapi krisis produktivitas dan efisiensi. Inovasi dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan, serta menyediakan
lebih banyak "bang for the buck" dimasa tekanan anggaran dan
meningkatnya permintaan. Menggunakan
data dari survei internasional, itu menemukan
bahwa pendidikan lebih inovatif dalam beberapa hal daripada sektor lain dan itu telah ada inovasi di semua negara, khususnya dalam
metode pengajaran.

Masalah yang dihadapi pendidikan terutama adalah
produktivitas dan efisiensi. Efisiensi berarti keseimbangan antara sumber daya
yang diinvestasikan dan hasil dalam hal kinerja dan kesetaraan siswa. Masalah
produktivitas dan efisiensi dalam pendidikan bahkan lebih mengejutkan ketika
pendidikan dibandingkan dengan sektor kebijakan publik lainnya, yang telah
terwujud sangat besar peningkatan produktivitas dalam beberapa dekade terakhir.
Di sektor-sektor seperti kesehatan, teknologi telah menjadi utama pendorong
peningkatan produktivitas dan efisiensi dengan hasil yang jauh lebih baik
walaupun biayanya juga sudah naik. Banyak pengamat bertanya-tanya mengapa
kemajuan besar dalam teknologi tidak terjadi namun menyebabkan peningkatan
serupa dalam pendidikan. Pemerintah telah banyak berinvestasi dalam
mendatangkan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi (TIK), ke
sekolah-sekolah.
Peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan
semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai
peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesional. Guru harus lebih dinamis dan
kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran peserta didik.Maka dalam pembaharuan
pendidikan keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai
pada pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi
keberhasilan suatu inovasi pendidikan. Oleh karena itu dalam suatu inovasi
pendidikan, gurulah yang utama dan pertama terlibat karena guru mempunyai peran
yang sangat luas sebagai pendidik, orang tua, motivator dan lain sebagainya.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulis merumuskan masalah yang
akan dibahas pada makalah ini yaitu :
1. Pengertian inovasi pendidikan ?
2. Apa saja aspek inovasi pendidikan ?
3. Bagaimana langkah inovasi pendidikan
?
4. Bagaimana peran guru dalam
pentingnya inovasi pendidikan ?
5. Apa saja strategi yang dilakukan
guru dalam inovasi pendidikan ?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui pengertian inovasi
pendidikan.
2. Mengetahui aspek inovasi pendidikan.
3. Mengetahui langkah inovasi
pendidikan.
4. Mengetahui peran guru dalam
pentingnya inovasi pendidikan.
5. Mengetahui strategi yang dilakukan
guru dalam inovasi pendidikan.
|
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Inovasi Pendidikan
Inovasi
berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan dan
perubahan.Kata kerjanya innovo yang artinya memperbarui dan
mengubah.Inovasi pendidikan ialah suatu perubahan yang baru dan kualitatif
berbeda dari hal (yang ada) sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk
meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.
Inovasi adalah pemasukan atau
pengenalan hal-hal yang baru, maupun penemuan baru yang berbeda dari yang sudah
ada atau yang sudah dikenal sebelumnya baik berupa gagasan, metode atau alat.Organisasi
pendidikan seperti sekolah, universitas, pusat pelatihan, atau penerbit pendidikan
dapat memperkenalkan produk dan layanan baru, seperti silabus baru, buku
pelajaran atau sumbe daya pendidikan, proses baru untuk pengiriman layanan
mereka, seperti penggunaan TIK dalam layanan e-learning, cara baru mengatur
mereka kegiatan, seperti TIK untuk berkomunikasi dengan siswa dan orang tua;
atau pemasaran baru teknik, misalnya penetapan harga diferensial untuk program
pascasarjana. Praktek-praktek baru ini dimaksudkan untuk meningkatkan
penyediaan pendidikan dalam satu atau lain cara, dan karenanya harus dianggap
sebagai perbaikan.
2.2
Aspek-Aspek Inovasi Pendidikan
Inovasi pendidikan di
Indonesia dapat dilihat dari empat aspek:
a.
Aspek Tujuan Pendidikan.

Inovasi
dalam aspek tujuan pendidikan dimulai pada tahun 1970 dan kini dikenal sebagai
tujuan instruksional khusus (TIK) atau TKP tujuan pembelajaran khusus.Inovasi
ini berlangsung lambat karena umumnya guru belum dapat membiasakan diri
menjabarkan TIK atau TKP. Akan tetapi, ia memiliki tujuan yang jelas dan
baik dalam mengajar.
b.
Struktrur Pendidikan dan
Pengajaran.
Inovasi
pada aspek struktur pendidikan dan pengajaran melibatkan cara penyusunan
sekolah dan kelompok serta ruang kelas agar menjadi lebih bergengsi.Hal ini
dapat dilakukan melalui rencana pendidikan.
c.
Metode Kurikulum dan Pengajaran.
Inovasi
kurikulum meliputi inovasi pendidikan yang disajikan.Usaha inovasi pendidikan
yang dilakukan saat ini berifat local dan terbatas.Contoh,bagaimana cara
meningkatkan mutu proses belajar dan mengajar serta bagaimana menerapkan muatan
lokal dari kurikulum nasional.
d.
Perubahan terhadap
Aspek-aspek Pendidikan dan Proses.
Dalam
aspek ini, inovasi meliputi multi metode dan multi media dalam kegiatan
belajar.Penggunaan kombinasi metode atau media dilakukan oleh guru pada saat
proses pembelajaran berlangsung.Selain itu diharapkan dapat memberikan hasil
yang efektif.Perubahan dalam proses ini juga meliputi pendekatan inquiri,
artinya penyelidikan yang dilakukan oleh siswa apabila siswa masih memiliki
pertanyaan dalam belajarnya.
2.3
Langkah-Langkah Inovasi Pendidikan
1.
Cara pemerataan dan
peningkatan kualitas, melalui:
a.
Meningkatkankemampuan
tenaga pengajar lewat penataran-penataran.
b.
memperkaya pengalaman dan
memperlancarkan proses belajar anak didik.
c.
Memantapkan nilai, sikap,
keterampilan, dan kesadaran lingkungan pada anak didik.
2.
Cara memperluas pelayanan
pendidikan (kuantitas),melalui:
a.
Memberikan latihan
keterampilan bagi mereka yang tidak pernah sekolah.
b.
Penyebaran pesan-pesan yang
merangsang kegiatan belajar dan partisipasi untuk ikut membangun.
c.
Penyebaran informasi untuk
menumbuhkan kesadaran lingkungan.
d.
Usaha memberikan pengalaman
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi yang berkembang dan
realistis.
3.
Cara meningkatkan
keserasian pendidikan dengan pembangunan,yaitu dengan:
a.
Menanamkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang fungsional untuk kehidupan di masyarakat.
b.
Membentuk kemampuan untuk
memahami dan memecahkan persoalan yang aktual dalam masyarakat.
c.
Menunjukkan jalan untuk
mengembangkan keterampilan hidup di masyarakat.
4.
Cara meningkatkan
efekivitas dan efisiensi sistem penyajian,meliputi:
a.
Memberi kebebasan belajar
sesuai dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan ke arah perkembangan yang
optimal.
b.
Memberikan pengalaman yang
bulat agar anak didik dapat berdiri sendiri dan menerima tanggung jawab.
c.
Mengintegrasikan bebagai
pengalaman dan kegiatan pendidikan.
d.
Mengusahakan isi, metode,
dan bentuk pendidikan yang tepat guna, tepat saat, menarik dan mengesankan.
5.
Cara melancarkan sistem
informasi kebijakan,yaitu dengan:
a.
Mengusahakan tersedianya
saluran komunikasi dua arah yang cepat,kontinu dan dapat diandalkan.
b.
Mengusahakan adanya
komunikasi terbuka demi kontrol dan partisipasi social.
c.
Mengusahakan adanya
komunikasi langsung dan merata.
Perkembangan
inovasi dalam pendidikan di Indonesia di antaranya adalah:
1.
Pemerataan kesempatan belajar, untuk menanggulangi jumlah usia sekolah yang cukup
banyak di Indonesia. Pemerintah menciptakan sistem pendidikan yang dapat
menampung sebanyak mungkin anak usia sekolah, salah satunya adalah didirikannya
SD Pamong, SMP Terbuka, Universitas Terbuka.
2.
Kualitas pendidikan untuk menanggulangi kurangnya
jumlah guru, dengan diiringi
merosotnya mutu pendidikan pemerintah dalam hal ini meningkatkan mutu
pendidikan misalnya penataran guru melalui radio, modul.
3.
Penggunaan multi media dalam pembelajaran. Pendidikan harus diusahakan agar memperoleh hasil
yang baik dengan dana dan waktu yang sedikit. Ini berarti harus dicari sistem
pendidikan dan pengajaran yang efektif dan efisien. Di antaranya dengan
memanfaatkan lembar kerja siswa dan media KIT IPA
2.4 Peran Guru Dalam Pentingnya
Inovasi Pendidikan
Dalam pembaharuan pendidikan,
keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai pada
pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu
inovasi pendidikan. Oleh karena itu dalam suatu inovasi pendidikan, gurulah yang
utama dan pertama terlibat karena guru mempunyai peran yang luas sebagai
pendidik, orang tua, teman, dokter, motivator, dan lain sebagainya.Peranan guru
dalam inovasi pendidikan yang menyangkut sikap terbuka dan peka guru terhadap
perubahan (inovasi) serta perannya sebagai agen pembaharuan sekaligus adapter
dalam inovasi pendidikan. Inovasi pendidikan dilakukan guna memecahkan masalah
yang dihadapi agar dapat memperbaiki mutu pendidikan secara efektif dan efisien.
Salah satu bentuk peran serta yang
dapat dilakukan guru terhadap inovasi adalah sebagai agen pembaharuan. Rogers
et.all (1983:312) menjelaskan pengertian agen pembaharuan sebagai berikut : “A
change agent is an individual who influences clients, innovation decisions in a
direction deemed desirable by a change agency”. Seorang agen pembaharuan
adalah seseorang yang mempengaruhi keputusan inovasi para klien (sasaran)
kearah yang diharapkan oleh lembaga pembaharu. Dengan demikian, seorang agen
pembaharu berperan sebagai penghubung antara lembaga pembaharuan dengan
sasarannya. Dalam hal ini agen pembaharu berperan sebagai pemberi kemudahan
bagi lancarnya arus inovasi dari lembaga pembaharu kepada sasaran yang dikenai
pembaharuan. Ia menyampaikan pesan-pesan inovasi dari lembaga pembaharuan
kepada sasarannya. Di samping itu, ia pun menerima umpan balik dari klien untuk
disampaikan kepada lembaga pembaharu, sehingga agen pembaharu dapat melakukan
penyesuaian-penyesuaian dan perbaikan sesuai dengan kebutuhan para kliennya.
Guru sebagai agen pembaharuan dalam inovasi pendidikan dapat
melakukan peranan sebagaimana dikemukakan oleh Nyoman Sucipta (1982:23) sebagai
berikut :
1.
Pemberi informasi.
2.
Mempercepat terjadinya difusi inovasi.
3.
Sebagai komunikator antar subsistem
dalam masyarakat.
4.
Berusaha mengaitkan sistem yang satu
dengan sistem yang lain
Adapun peran
guru dalam proses pembelajaran peserta didik di sekolah mencakup :
1. Guru sebagai
perencana (planner), yang harus
mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar (pre-teaching
problems).
2. Guru sebagai
pelaksana (organizer), yang harus
dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan
kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, di mana ia bertindak sebagai
orang sumber (resource person), konsultan kepemimpinan yang bijaksana
dalam arti demokratik & humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during
teaching problem).
3. Guru sebagai
penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan
akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement), atas tingkat
keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik
mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi produknya.
4. Sebagai
pengajar, guru lebih menekankan pada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran. Oleh karena itu, ia dituntut untuk memiliki seperangkat
pengetahuan dan keterampilan teknik mengajar, di samping menguasai bahan yang
diajarkannya. Sebagai pembimbing, guru lebih menekankan pada tugas memberikan
bantuan kepada siswa agar dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Sedangkan tugasnya sebagai administrator kelas, akan memadukan ketatalaksanaan
pengajaran dengan ketatalaksanaan pada umumnya.
Guru sebagai pengajar lebih menekankan
pada pelaksanaan tugas merencanakan, melaksanakan proses belajar mengajar dan
menilai hasilnya. Untuk melaksanakan tugas ini, guru disamping harus menguasai
materi atau bahan yang akan diajarkan, juga dituntut untuk memiliki seperangkat
pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar. Gagasan baru (inovasi) yang
dilakukan oleh guru hendaknya bertujuan untuk penyempurnaan kegiatan belajar
mengajar.Sehubungan dengan tugas profesionalnya, seorang guru paling tidak
harus melaksanakan peranan sesuai dengan profil kemampuan dasar profesional
guru dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :
- Menguasai
bahan pelajaran.
- Mengelola program belajar-mengajar.
- Mengelola kelas.
- Menggunakan media dan sumber belajar.
- Menguasai landasan-landasan kependidikan.
- Mengelola interaksi belajar-mengajar.
- Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
- Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan
penyuluhan.
- Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
- Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil
penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.
Redja Mudyahardjo dalam Wahyudin et.al
mengelompokkan jenis kemampuan pokok yang ideal dikuasai guru profesional ke
dalam 3 kelompok, yaitu :
- Kemampuan
membantu siswa belajar secara efisien dan efektif agar mencapai hasil
optimal. Adapun kemampuan itu terdiri atas: mengelola kegiatan belajar
mengajar dan melakukan bimbingan siswa.
- Kemampuan menjadi penghubung kebudayaan dan
masyarakat yang aktif kreatif dan fungsional. Adapun kemampuan ini terdiri
dari: menjadi mediator kebudayaan baik sebagai pembawa kebudayaan,
pemelihara kebudayaan maupun sebagai pengembang kebudayaan dan menjadi
komunikator sekolah dan masyarakat.
- Kemampuan menjadi pendukung pengelolaan program
kegiatan sekolah dan profesi. Adapun dalam hal ini guru dapat melakukan
kegiatan sebagai berikut: menjadi anggota staf sekolah yang produktif dan
menjadi anggota administrasi profesional yang produktif.
Idealnya, tingkat kemampuan yang diharapkan
dimiliki guru profesional adalah tingkat kemampuan yang menunjukkan efisiensi
yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaan. Menurut Alen Richard dalam Wahyudin
et.al efisiensi profesional mencakup 5 kemampuan, yaitu :
1. Keterampilan
teknologi yaitu dapat melakukan pekerjaan dengan menggunakan teknik-teknik
kerja ilmiah yang mendekati kesempurnaan.
2. Pengetahuan
teknologi yang relevan yaitu dapat menguasai teknik-teknik kerja ilmiah yang
dapat dipergunakan untuk melaksanakan bidang pekerjaannya.
3. Pengetahuan
tambahan untuk pengembangan yaitu dapat menguasai pengetahuan tentang konsep
dan metode penelitian dan pengembangan yang dapat dipergunakan dalam bidang
pekerjaannya.
4. Kemampuan
mengambil keputusan secara tepat yaitu dapat melaksanakan kepemimpinan dalam
bidang pekerjaannya.
5. Kualitas moral
yaitu teguh terikat pada kode etik jabatannya dalam situasi bagaimanapun yang
dihadapinya.
Macam-macam
peranan guru dalam pendidikan yaitu:
1. Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak
Setiap anak mengharapkan guru mereka
dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu, tingkah laku pendidik
baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan
norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai dasar
negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus
selalu diresapi oleh nilai-niai Pancasila.
2. Peran guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar
Setiap guru harus memberikan
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah seperti
persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah
laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar
yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial tingkah laku sosial anak. Kurikulum
harus berisi hal-hal tersebut di atas sehingga anak memiliki pribadi yang
seusia dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya,
mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan
pengetahuan untuk mengembangkan kemampuannya lebih lanjut.
3. Peran guru sebagai pelajar (learner)
Seorang guru dituntut untuk selalu
menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan
yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan
tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.
4. Peran guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan
Seorang guru diharapkan dapat membantu
dalam mengembangkan kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui pertemuan-pertemuan
resmi maupun pertemuan insidental.
5. Peran guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat
Seorang guru diharapkan dapat berperan
aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat
mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang yang dikuasainya.
6. Peran guru sebagai administrator
Seorang guru tidak hanya sebagai
pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan
dan pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja administrasi
teratur. Segala pelaksanaan dalam kegiatannya proses belajar mengajar perlu
diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti
membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan
dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
2.5
Strategi Meningkatkan Peran Guru
Sebagai Agent of Change
Beberapa
langkah strategis yang dapat dilakukan dalam meningkatkan peran guru sebagai
agen perubahan (agent of change) pembelajaran siswa di kelas antara lain
: Pertama, membangun kualitas mentalitas positif guru melalui kegiatan
pelatihan ”motivasi berprestasi” dan sejenisnya secara periodik, misalnya
pembinaan dan pelatihan ESQ. Meskipun setiap guru secara teoritik telah
mengetahui sebagian teori-teori psikologi pembelajaran, dia tetap memerlukan
penyegaran orientasi dan wawasan hidup prospektif dari para pakar psikologi
atau para motivator dalam menghadapi beragam persoalan pekerjaan sebagian
pendidik.
Dalam hal ini
fokus pelatihan lebih ditekankan pada upaya membangun konsistensi diri sebagai
pendidik sepanjang karir profesinya untuk mengembangkan tentang :
a. Prinsip selalu belajar (learning
principle).
b. Prinsip kebutuhan untuk berprestasi
(need achievement principle).
c. Prinsip kepemimpinan (leadership
priciple).
d. Prinsip orientasi hidup ke depan (vision
principle).
e. Prinsip menjadi pencerah dalam
kehidupan kelompok(well organized principle).
Ketika lima prinsip tersebut
terinternalisasi dengan baik pada diri setiap guru, maka guru tersebut akan
mampu bertindak sebagai agent of change pembelajaran peserta didik, baik
aspek emosional, kepribadian dan pengetahuan-keterampilan peserta didik. Demikian juga
sebaliknya, ketika kelima prinsip tersebut tidak menyatu dan tidak berkembang
pada diri setiap guru, maka kehadiran guru di kelas hakikatnya kurang berfungsi
dalam menyiapkan peserta didik untuk menghadapi beragam tantangan hidup di era
globalisasi.
|
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Inovasi
pendidikan dilakukan guna memecahkan masalah yang dihadapi agar dapat
memperbaiki mutu pendidikan secara efektif dan efisien. Dalam inovasi
pembelajaran guru dituntut selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan dan
meningkatkan gaya mengajarnya, agar ia mampu melahirkan model mengajar yang
sesuai dengan tuntutan kelasnya.
Di sekolah,
guru berperan sebagai perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran, penilai
hasil pembelajaran peserta didik, pengarah pembelajaran, pembentukan
nilai-nilai pada diri murid yang tertuju pada pengembangan seluruh aspek
kepribadian murid secara utuh agar tumbuh menjadi manusia dewasa. Guru sebagai
penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktifitas anak-anak
agar tingkah laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.
![]() |
DAFTAR PUSTAKA
Suharjo.2006.Mengenal Pendidikan
Sekolah dasar.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Direktorat ketenagaan.
Jensen,Eric.2007.BBL.Terj.Pembelajaran
Berbasis Otak. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Fuad
Ihsan,Dasar-Dasar Kependidikan,(Jakarta:Rineka Cipta,2005),h.191
Suryosubroto,Beberapa
Aspek Dasar-Dasar Kependidikan(Jakarta:Rineka Cipta,1990),h.127-129
Hasbullah,Dasar-dasar
Ilmu Pendidikan,(Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2011),h.191-193
Hasbullah,Op.cit,h.203-205
.
Alwasilah,
Chaedar, 2007, Perspektif Pendidikan Bahasa Indonesia dalam konteks Persaingan
Global. Bandung : CV. Adira
Danim, Sudarwan, 2002, Inovasi
Pendidikan. Jakarta: CV. Pustaka Setia
Komentar
Posting Komentar